Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FIFA Tidak Buta Melihat Kebobrokan PSSI

Kompas.com - 05/04/2011, 01:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Keputusan FIFA mengambil alih PSSI menunjukkan bahwa Federasi Sepak Bola Dunia tersebut tidak buta terhadap kebobrokan yang terjadi di induk sepak bola tertinggi di Indonesia itu.

"Jelas, FIFA melihat kebobrokan di PSSI sehingga LPI (Liga Primer Indonesia) tidak bisa teratasi dan kongres yang kacau," ungkap pengamat sepak bola, Edi Elison, saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/4/2011).

Dua hal tersebut memang menjadi pemicu FIFA, dalam hal ini Komite Darurat, untuk mengambil alih PSSI sesuai dengan Artikel 7 Ayat 2 Statuta FIFA. Edi berpendapat, Menpora dan KONI/KOI harus berperan aktif menyikapi keputusan FIFA.

"Sudah jelas keputusan ini ke arah yang lebih baik. PSSI dihukum karena tidak mampu. Menurut saya, Menpora yang memegang bola setelah tidak mengakui kepengurusan PSSI di bawah kepimpinan Nurdin Halid harus berkomunikasi dengan Dubes RI di Swiss untuk meminta penjelasan mengenai hal ini kepada FIFA, sebelum adanya surat resmi dari FIFA," beber Edi, yang juga pernah menjadi pengurus PSSI.

Dalam keputusannya, FIFA menyatakan, empat kandidat yang ditolak oleh Komite Banding PSSI pada 28 Februari 2011 lalu (Nurdin Halid, George Toisutta, Nirwan Bakrie, dan Arifin Panigoro) tidak bisa masuk sebagai kandidat Ketua Umum PSSI. Terkait hal itu, Edi justru menilai cacat pembentukan Komite Banding dan Komite Pemilihan yang dibentuk PSSI beberapa waktu lalu.

"PSSI membentuk Komite Banding yang tidak sesuai dengan electoral code FIFA. Mereka langsung menunjuk sendiri anggota komite-komite tersebut. Seharusnya Komite Banding dan Komite Pemilihan dibentuk lewat keputusan kongres," jelas Edi.

Sebagaimana diberitakan, Komite Normalisasi akan mengambil alih Komite Eksekutif PSSI saat ini. Misi Komite Normalisasi adalah menyelenggarakan pemilihan berdasarkan electoral code FIFA dan Statuta PSSI sebelum 21 Mei 2011 untuk mengakomodasi liga yang berada di luar. Dengan demikian, nantinya liga itu (LPI) bisa di bawah kontrol PSSI atau menghentikannya secepat mungkin. Komite Normalisasi nantinya juga menjalankan aktivitas PSSI hari demi hari dalam semangat rekonsiliasi demi kebaikan sepak bola Indonesia.

Komite Normalisasi tersebut terdiri dari para insan sepak bola Indonesia yang tidak akan bisa duduk dalam sebuah posisi di PSSI dan akan bertindak sebagai komisi pemilihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com