Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Jakarta dalam Ukuran Mini

Kompas.com - 24/06/2011, 19:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ini ibarat melihat kota Jakarta dalam ukuran mini. Gedung-gedung pencakar langit hanya setinggi telunjuk. Sementara rumah hanya seujung kuku. Selaras dengan itu, telapak tangan orang dewasa masih lebih besar daripada Stadion Utama Gelora Bung Karno. Maket kota Jakarta di Jakarta City Planning Galery (JCPG) akan memukau Anda.

Untuk orang yang biasa bergerak di bidang arsitektur, maket bagaikan makanan sehari-hari. Namun, maket di JCPG tak sekedar maket biasa yang terbuat dari karton ala prakarya anak sekolah. Maket berukuran 6 meter kali 10,8 meter yang dilengkapi dengan lampu-lampu mini dan ditata dengan apik. Sepintas maket itu terasa besar. Namun ternyata maket berskala 1:750 tersebut hanya menggambarkan 20 persen dari luas wilayah DKI Jakarta.

JCPG berada di Gedung Dinas dan merupakan hasil karya Dinas Tata Ruang DKI. Ruang pamer tersebut sangat menarik untuk dikunjungi karena mampu memberikan informasi kepada pengunjung mengenai tata ruang Kota Jakarta. Mulai dari sejarah pembangunan kota Jakarta hingga perencanaan tata ruang kota Jakarta di masa depan. Sehingga cocoklah JCPG disebut sebagai wahana belajar bagi siapapun yang tertarik kota Jakarta.

"Setiap hari ada saja yang datang. Mahasiswa biasanya rombongan datang ke sini untuk mempelajari tata kota Jakarta dari maket atau juga data lainnya," jelas Ina, petugas dari JCPG.

Di JCPG terdapat beberapa maket, yaitu maket utama dan tiga maket kecil. Maket utama belum menggambarkan secara detail pembangunan dan rencana pembangunan di seluruh kawasan DKI Jakarta. Sebagian besar baru menggambarkan kawasan emas dan pusat bisnis dari kota Jakarta. Pengunjung dapat melihat kawasan Sudirman, Thamrin, Gatot Subroto, Monas, Senayan, MT Haryono, Palmerah, dan Kuningan dalam bentuk mini.

Selain gedung dan rumah mini di atas maket utama tersebut, pengunjung dapat melihat pembangunan banjir kanal barat dan banjir kanal timur. Bahkan, rute busway, rencana jalan layang, juga rencana jalur mass rapid transit (MRT). Jadi, jika Anda penasaran dengan rencana jalur transportasi umum yang dijanjikan pemerintah DKI untuk mengatasi kemacetan, mampir saja ke JCPG.

"Kalau yang gedung-gedung putih itu gedungnya belum ada, tapi sudah rencana untuk dibangun. IMB-nya sudah ada. Kalau gedung yang ada jendelanya itu berarti sudah ada bangunannnya," jelas Ina sambil menunjuk beberapa gedung yang dimaksud pada maket utama yaitu kelahiran kota Jakarta.

Sedangkan maket kecil menggambarkan kawasan khusus yang telah memiliki panduan rancang kota. Ada pula maket dinding untuk kawasan Pantura Jakarta Utara. JCPG juga dilengkapi dengan panel-panel dan monitor visualisasi yang menggambarkan perjalanan kota Jakarta. Mulai dari Jakarta tempo dulu yaitu kelahiran Jakarta sebagai kota Kemenangan Jayakarta di tahun 1527, Era Islam di tahun 1619, dan era Batavia sebagai kota dagang VOC di tahun 1619-1799. Kemudian panel berikutnya menggambarkan rencana induk 1965-1985, RUTR 1985-2005, dan RTRW 2010. Bersiaplah terperangah dengan panel Jakarta masa depan yang digambarkan dalam konsep RTRW 2030.

Beberapa rancangan menggambarkan penataan yang mengarah pada konsep Go Green. Karena itu, tema yang diangkat dalam JCPG adalah "City Planning for All, Go Green". Selain maket, panel, dan layar informasi, JCPG juga dilengkapi dengan fasilitas komputer lengkap dengan koneksi internet. Sehingga pengunjung dapat mengakses langsung informasi mengenai tata  kota Jakarta maupun peta interaktif kota Jakarta.

JCPG terbuka untuk masyarakat umum setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul 09.00 sampai 16.30 WIB. Pengunjung bisa masuk tanpa dipungut bayaran. Di pintu masuk dan keluar JCPG, terdapat kotak saran. Setiap pengunjung dapat memberikan saran-saran untuk perencanaan dan pembangunan kota Jakarta. Bagaimanapun, Jakarta adalah milik bersama. Kehadiran segala pencakar langit, pemukiman, maupun jalanan, merupakan cermin perjalanan masyarakat kota Jakarta yang terus berkembang seiring zaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com