Matondang mengatakan, pihaknya juga menerjunkan beberapa personel untuk mengurai simpul-simpul kemacetan di Jalan Yos Sudarso yang biasanya terjadi di pertigaan Papanggo dan Plumpang. Kemacetan di dua lokasi itu, diakui, lebih disebabkan oleh angkutan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang seenaknya.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa mengatakan, ketidakdisiplinan sopir angkutan umum memang masih menjadi penyebab utama kemacetan di Jakarta, di samping jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan. ”Sampai saat ini, sebagian besar sopir angkutan umum itu sulit untuk tertib,” katanya.
Untuk mengatasinya, pihaknya secara rutin menerjunkan personel untuk memperlancar arus lalu lintas. Hanya memang, dari 747 titik rawan macet yang tersebar di 58 ruas jalan, menurut dia, baru 407 titik yang dapat ditangani atau dipantau polisi lalu lintas.
Namun, ironinya, kata Royke, angkutan umum ke beberapa daerah pinggiran kota Jakarta masih sangat minim, yakni 59.047 minibus (semacam mikrolet dan metromini), 38.118 sedan/taksi, dan 12.109 bus.
Akibatnya, para pelaju memilih menggunakan kendaraan