Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Baik di Kampung daripada Telantar

Kompas.com - 23/08/2011, 11:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam kurun enam tahun, jumlah pendatang di Jakarta cenderung menurun. Kendati demikian, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo terus mengimbau warga yang mudik agar tidak membawa serta keluarga atau teman untuk tinggal di Jakarta.

"Di Jakarta sulit mencari pekerjaan dan biaya hidup tinggi. Sampaikan kepada keluarga dan teman, lebih baik tinggal di kampung halaman membangun daerahnya daripada telantar di Jakarta," kata Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, dalam Apel Siaga Pengendalian Arus Mudik dan Arus Balik Idul Fitri 1432 H di Lapangan Parkir IRTI Monas, Jakarta, Selasa (23/8/2011).

Di Jakarta, kata Foke, pendatang harus memiliki keahlian dan identitas yang jelas. Dengan tidak memiliki dua hal tersebut, seorang pendatang hanya akan mempersulit diri dan keluarga.

Berdasarkan hasil pendataan arus mudik dan balik, pendatang pada tahun 2004 menurun 14.474 orang dibandingkan dengan 2003, tahun 2005 kembali menurun 9.589 orang daripada sebelumnya, dan tahun 2006 jumlah pendatang turun drastis 56.340 orang dibandingkan dengan tahun 2005. Tahun 2007, jumlah pendatang tetap turun meski hanya 14.810 orang dibandingkan dengan tahun 2006. Tahun 2008, angka penurunan meningkat menjadi 21.144 orang. Adapun tahun 2009, jumlah pendatang turun 18.919 orang dan tahun 2010 kembali berkurang 10.339 orang dibandingkan dengan tahun lalu.

"Data ini terus menurun. Untuk H-7 sampai H+7 akan diadakan pendataan pendatang baru. Jakarta tidak tertutup untuk umum, tapi tidak berarti boleh membawa siapa saja," jelasnya.

Dalam hal ini, dia menugasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mengawasi dan mendata warga yang mudik dan kembali. Gubernur juga mengimbau agar sosialisasi terus dilakukan terkait dengan peraturan daerah mengenai kondisi dan permasalahan kependudukan.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Purba Hutapea mengatakan,  sekitar 250 personelnya akan diturunkan untuk melakukan pengawasan. Selain itu, sosialisasi mengenai pendatang di Jakarta juga telah disiarkan melalui spanduk-spanduk di terminal.

"Nanti juga akan ada pos bayangan di terminal untuk mengatasi pendatang baru. Kami juga akan melakukan pendataan arus mudik dan arus balik," ujar Purba.

Pihaknya juga akan melakukan operasi yustisi kependudukan sebagai upaya uji kepatuhan. Namun, mengenai jadwal operasi ini, Purba belum mau memberitahukannya untuk mencegah warga mengakali keberadaan operasi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com