Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Kronologi Penyerangan Wartawan

Kompas.com - 20/09/2011, 15:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kejadian penyerangan terhadap wartawan oleh siswa SMAN 6 Jakarta saat wartawan melakukan aksi damai berbuntut panjang. Para wartawan pun mengadukan ke Dewan Pers lantaran perilaku brutal siswa SMAN 6 Jakarta tersebut.

Berikut ini kronologi kejadian yang terjadi pada tanggal 19 September 2011 di depan SMAN 6 Jakarta.

Pukul 09.30, puluhan wartawan yang tergabung dalam Poros Wartawan Jakarta melakukan aksi solidaritas "Hentikan Kekerasan terhadap Pers" di depan SMA N 6 Jakarta. Aksi ini juga memperjuangkan keadilan karena pada hari Jumat (16/9/2011), wartawan Trans7, Oktaviardi, dirampas kasetnya seusai meliput tawuran antara SMAN 6 dan SMAN 70.

Pukul 10.00, aksi solidaritas dimulai dengan orasi yang dilakukan oleh Ketua Poros Wartawan Jakarta, Widi, dan Ketua Pewarta Foto Indonesia-Jakarta, Septiawan, dan beberapa wartawan polhukam.

Pukul 10.30, Kapolsek Kebayoran Baru Komisaris Hando mendatangi wartawan pada saat melakukan aksi di depan SMAN 6 Jakarta untuk menjadi mediator antara Kepala SMAN 6 Jakarta Kadarwati Mardiutama dan wartawan. Hasil pertemuan tersebut memberikan kesempatan kepada Oktaviardi untuk melakukan identifikasi foto siswa SMAN 6 Jakarta yang diduga melakukan perampasan tersebut.

Pukul 11.00, kegiatan belajar mengajar usai. Saat siswa meninggalkan ruang kelas dan berada di gerbang sekolah, terjadi kericuhan antara siswa SMAN 6 Jakarta dan sejumlah wartawan. Saat itu terjadi pula pelemparan mangkok di tengah kerumunan antara siswa dan wartawan.

Tiba-tiba terjadi penyerangan dari seorang pelajar kepada fotografer Media Indonesia, Panca Syaukani. Akibatnya, flash kamera Panca rusak dan dia pun terluka. Beberapa menit kemudian terjadi saling mengejek dengan wartawan.

Pihak kepolisian berhasil meredakan ketegangan antara kedua belah pihak. Setelah mereda, siswa SMAN 6 Jakarta meminta kepada pihak kepolisian untuk mendampingi siswa mengambil sepeda motor di parkiran sekolah dan para wartawan mempersilakan mereka mengambil sepeda motor.

Namun, salah satu oknum siswa yang terekam dalam foto dan video diduga sebagai provokator diizinkan mengambil sepeda motor di dalam sekolah sambil tetap mengejek para wartawan. Suasana kembali tegang.

Pukul 12.00, teman-teman wartawan melakukan pengaduan dan meminta pertanggungjawaban kepada pihak kepala sekolah atas tindak kekerasan terhadap Panca Syaukani.

Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI), Ketua Pewarta Foto Indonesia Jakarta, dan Sekjen PFI didampingi tim advokasi bertemu dengan pihak sekolah, dan pada waktu bersamaan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Imam Sugianto menemui pihak sekolah, perwakilan wartawan, tim advokasi, dan korban pemukulan.

Pukul 13.00, para pengurus PFI menindaklanjuti kesepakatan dengan melakukan pelaporan di Polrestro Jakarta Selatan. Ketika perwakilan wartawan menandatangani Polrestro Jakarta Selatan untuk memproses berita acara pemeriksaan, sebagian wartawan yang sedang menunggu hasil proses BAP didatangi oleh ratusan siswa SMAN 6 Jakarta yang akan kembali ke dalam sekolah.

Provokasi kembali terjadi dari pihak SMAN 6 Jakarta yang berakibat saling ejek dan penyerangan terhadap wartawan. Dalam posisi tersebut, pihak kepolisian membiarkan siswa SMAN 6 mengeroyok wartawan dan membiarkan adanya senjata tajam dan benda tumpul yang dibawa siswa SMAN 6 Jakarta untuk melakukan penyerangan.

Lantaran pembiaran itu, 10 wartawan terluka dan dua di antaranya mengalami luka serius di bagian kepala. Kemudian satu mobil Trans TV dihancurkan oleh siswa SMAN 6 Jakarta.

Sebelumnya, kesepakatan yang hendak ditandatangani berisikan pengusutan tuntas tindakan pemukulan terhadap pewarta foto Media Indonesia saat melakukan tugas jurnalistik. Kemudian, pengembalian kaset video rekaman peliputan juru kamera Trans 7 dan pengungkapan pelemparan mangkok yang dilakukan oleh oknum di luar sekolah yang menyulut terjadinya ketegangan yang berujung aksi saling pukul antara siswa SMAN 6 dan wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com