Kendati demikian, polisi belum bersedia mengungkapkan lebih jauh demi kepentingan penyelidikan. ”Memang sudah ada titik terang, ada hasil penyelidikan yang cukup signifikan. Tetapi, nanti saja kalau kami sudah benar-benar menemukan dia,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Gatot Edy Pramono, Kamis (3/11).
Ditanya soal adanya informasi yang beredar bahwa Nadia berada di sebuah kota di Jawa Tengah, Gatot mengatakan, ”Pokoknya anggota saya masih terus mencarinya.”
Secara terpisah, ibunda Nadia, Emy Ismiani, menuturkan, sampai saat ini belum ada kabar lagi tentang keberadaan putrinya. ”Polisi masih melacak Nadia dari telepon selulernya, tetapi saya belum tahu hasilnya,” ujar Emy.
Nadia dilaporkan hilang pada 24 Oktober setelah berpamitan hendak berangkat ke kampusnya di Grogol dari rumahnya di Bekasi. Sejak itu dia tak bisa dikontak. Saat hilang, Nadia diketahui membawa uang Rp 3 juta.
”Hari Rabu sekitar pukul 22.00, dua hari setelah Nadia hilang, ada telepon ke rumah. Tidak ada suara di telepon itu, tetapi ketika saya berbicara, sepertinya dia mendengarkan. Saya bilang, ’Ini Dea ya? Dea pulang ya’. Ada sekitar 10 menit saya dan dua adik Dea berbicara lewat telepon itu. Karena tidak ada jawaban, saya tutup,” tutur Emy.
Emy mengaku belum mendapat informasi bahwa Nadia kemungkinan ada di sebuah kota di Jawa Tengah. Dia selalu mengikuti setiap perkembangan tentang putrinya melalui berita di media.
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Sofyan S Harahap, mengatakan, pihak kampus juga belum mengetahui secara pasti keberadaan Nadia. ”Kami tidak bisa memantau satu per satu mahasiswa karena jumlahnya banyak. Informasi yang kami peroleh, ya, dari teman- teman Nadia,” katanya.
Saat hilang pada 24 Oktober, status Nadia di kampus adalah mahasiswa tidak aktif. Dia tidak mengisi kartu rencana studi dan tidak membayar biaya kuliah untuk semester IX. Tidak ada pula surat pengajuan cuti kuliah secara resmi dari Nadia.