Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Perlu Tes HIV?

Kompas.com - 12/12/2011, 06:21 WIB

Petugas kesehatan diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk tes HIV. Afrika Selatan dengan jumlah penduduk sekitar 50 juta orang pada 2011 telah melaksanakan tes HIV untuk 13 juta orang penduduknya. Brasil juga telah melakukan tes terhadap sekitar 25 persen penduduknya.

Malu dan takut

Di Indonesia masyarakat memang masih malu dan takut. Malu karena tes HIV selalu dikaitkan dengan perilaku yang kurang baik dan takut karena masih beranggapan AIDS adalah penyakit mematikan yang tak ada obatnya. Padahal, kemajuan dalam bidang pencegahan dan terapi AIDS amat pesat sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berani menetapkan pada tahun 2015 (empat tahun lagi!) kasus baru HIV di kalangan remaja menurun 50 persen, pada bayi dan anak 90 persen, serta kematian yang berkaitan dengan AIDS menurun 50 persen.

Kita tentu berharap akan dapat mencapai target tersebut meski mungkin akan lebih terlambat. Salah satu kuncinya adalah lebih banyak orang yang melakukan tes HIV sehingga diketahui apakah dia terinfeksi atau tidak. Di Amerika Serikat, tak kurang Presiden Barack Obama yang menganjurkan agar masyarakat AS mengetahui status HIV-nya.

Infeksi HIV tak hanya terbatas pada kelompok yang berperilaku berisiko lagi. Infeksi ini telah masuk ke keluarga sehingga ibu rumah tangga atau bayi sekalipun dapat tertular HIV. Jadi, amat penting untuk mengetahui siapa yang perlu tes HIV. Pada prinsipnya setiap orang hendaknya mengetahui status HIV-nya, jadi hendaknya menjalani tes ini.

Memang faktor biaya masih menjadi halangan, tetapi bagi yang mampu hendaknya dapat menjalankannya. Petugas kesehatan biasanya menganjurkan tes HIV untuk orang yang pernah menggunakan narkoba suntikan, yang pernah melakukan hubungan seks tak aman, pasangan seksual, ibu hamil, yang pernah terkena penyakit menular seksual, penderita tuberculosis, dan bayi yang lahir dari ibu HIV positif.

Sebenarnya, menurut kelakar seorang pakar, masih ada dua S lagi, yaitu saudara dan saya. Jadi, kita perlu menyebarluaskan pentingnya tes HIV, mempermudah akses untuk testing, dan memberi dukungan bagi mereka yang telah melakukan tes. Prof Zubairi, teman saya, mengusulkan kepada pemerintah agar pada 2012 kita melakukan sekitar 15 juta tes HIV. Biayanya mungkin akan besar. Namun, hanya dengan cara mengetahui apakah seorang tertular HIV atau tidak, baru kita dapat melakukan terapi dan sekaligus pencegahan.

Kalau kita ingin kasus baru HIV di negeri kita menurun dan angka kematian menurun, kita perlu mempertimbangkan tes HIV secara luas di masyarakat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com