Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog: SJ Alami John Wayne Syndrome

Kompas.com - 20/12/2011, 10:17 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kapolda Metro Jaya, Komisaris Jenderal (Purn) SJ, melakukan aksi umbar ancaman dan tembakan kepada aparat sekuriti di komplek perumahannya di Taman Resort Mediterania (TRM), Jakarta Utara.

Aksi mantan Kapolda itu diduga akibat SJ tidak siap menerima masa pensiunnya dan melepaskan seluruh peranan dan sikap yang selama ini diterapkan saat menjadi polisi. SJ masih berpikir dirinya sebagai tokoh pelindung yang selalu siaga, tak mudah menyerah, dan membela kaum yang lemah. Sikap SJ ini dikenal sebagai John Wayne Syndrome.

Demikian disampaikan Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel, Selasa (20/12/2011), saat dihubungi wartawan. "Semasa masih menjadi personel polisi aktif, dia sudah mengembangkan sekumpulan watak yang disebut John Wayne Syndrome. Seolah selalu siap, siaga, tak menyerah, mirip koboi John Wayne," ucapnya.

John Wayne merupakan tokoh koboi yang diangkat ke layar kaca. Sosok John Wayne kala itu menjadi idola dan favorit para muda-mudi yang pada era saat ini sudah mulai memasuki masa tua.

John Wayne diceritakan sebagai koboi yang tak pernah meminta pertolongan siapa pun. Dia berani dan tak sanggup melihat ada orang yang disakiti. Jika dia melihat hal itu, dia akan dengan sigap melayangkan tembakan ke pelaku kejahatan. Di dalam dunia John Wayne hanya ada orang baik, orang jahat, dan korban.

Menurut Reza, dengan John Wayne Syndrome ini, JS wajar saja memperlihatkan karakter ala John Wayne meski telah pensiun dari kepolisian. Pasalnya, selama menjadi polisi, JS menerapkan sikap tokoh itu di tengah masyarakat.

"Tetapi karena merugikan masyarakat, maka alih-alih termanifestasikan ke dalam community policing, yang terlihat justru adalah predatory policing," kata Reza.

Faktor lainnya yang membuat JS bersikap arogan, lanjutnya, juga karena faktor kepemilikan senjata api. Menurut Reza, meletuskan senjata api bisa jadi diawali perasaan negatif. Namun, orang bisa saja tanpa memiliki perasaan negatif tetap meletuskan senjata. Fenomena ini disebut dengan weapon effecto.

"Artinya, saat orang memegang senjata, keberadaan senjata itu sendri sudah memadai untuk mendorong pemiliknya memakainya tanpa harus disertai perasaan negatif. Ada anekdot orang yang ringan senjata disebut gun happy," ujar Reza.

Reza pun melihat dengan adanya kasus mantan Kapolda Metro ini, institusi Polri diharapkan bisa lebih memperketat izin kepemilikan senjata api. "Ada aturan yang mengharuskan polisi aktif untuk menjalani psikotes. Tentu perlu pengetatan. Perlu dipertegas senjata kaliber apa yang harus didahului psikotes. Saya penasaran apakah Polda bernyali memidanakan dia," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang sekuriti perumahan, yakni Ronny Sugeng, mengaku diancam SJ dengan celurit, golok, dan pistol yang diarahkan ke mukanya pada bulan Agustus 2011 lalu. SJ saat itu murka karena Ronny melarang seorang tamu SJ menggunakan fasilitas olahraga yang diperuntukkan warga TRM.

Sebelum mengamuk ke Ronny, SJ ketika itu juga menghardik sekuriti lain yakni Kasman dan Ponijan. Di hadapan banyak orang bahkan SJ mengumbar tembakan ke udara sebanyak empat kali. Sebanyak tiga buah selongsong peluru diamankan warga sebagai bukti tindak "koboi" sang mantan orang nomor satu Polda Metro Jaya itu. Peristiwa ini lalu dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com