Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Terompet Khawatirkan Cuaca

Kompas.com - 28/12/2011, 13:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang pergantian tahun, pedagang terompet mulai menghiasi sejumlah ruas jalan Jakarta. Bahkan, sebagian dari mereka sengaja datang dari daerah dengan harapan dapat meraup untung besar dari berjualan terompet.

Seperti yang terlihat di sepanjang Jalan Dharmawangsa Raya, Jakarta Selatan. Puluhan pedagang terompet musiman berjejer menjajakan terompet berwarna-warni kepada pengguna jalan.

"Saya sehari-hari pencari barang bekas, ya, mau mencoba peruntungan dengan berjualan terompet menjelang Tahun Baru," kata Asep (32), salah satu pedagang terompet asal Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/12/2011).

Asep datang ke Jakarta bersama 10 kawannya yang memang ingin berdagang terompet sejak 15 Desember lalu. Mereka menyewa rumah kontrakan di seputaran Cibubur, Jakarta Timur. "Kami bareng-bareng di sini, tetapi modal bawa masing-masing," ujarnya.

Dengan modal pinjaman sebesar Rp 2 juta, Asep membuat terompet dari bahan baku karton-karton dan kertas bekas. Bahan tersebut sudah dikumpulkan Asep sejak lama sehingga hanya tinggal membeli plastik warna-warni untuk pembungkusnya. "Jadi modalnya bisa lebih sedikit lagi," ujarnya.

Harga terompet yang dijual Asep antara Rp 5.000 dan Rp 50.000. Terompet yang dijualnya terdiri atas berbagai bentuk, seperti bentuk saksofon, lurus, lengkung panjang, dan bentuk keong.

"Belajar buat terompet pertamanya dari teman, lalu dikembangkan belajar sendiri saja," ucap Asep sembari menggulung kertas untuk membuat terompet.

Dari pengalaman Asep tahun lalu, dirinya bisa mengantongi untung bersih sebesar Rp 2 juta. Meski begitu, saat ini Asep khawatir dengan cuaca yang tidak dapat diprediksi.

"Kadang dari sangat panas langsung hujan. Bukan cuma pembeli tidak ada, tetapi kan berpengaruh pada terompet. Jika lembab, terompet jadi tidak nyaring," ujar Asep.

Saat ini, Asep dan kawan-kawan sekampungnya hanya berharap cuaca bersahabat sehingga pada Tahun Baru nanti bisa pulang membawa uang yang cukup untuk keluarga di kampung. "Mudah-mudahan bisa tutup dapat untung buat keluarga di Bandung," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com