Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Komplotan untuk Biaya Operasi Kanker

Kompas.com - 28/12/2011, 17:39 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komplotan pelaku pencurian kendaraan bermotor dan perampokan di dalam mikrolet M-26 ternyata pernah menggunakan hasil kejahatannya untuk biaya berobat AI (19). AI, yang merupakan salah seorang tersangka kasus pemerkosaan dan perampokan di Depok ini, rupanya mengalami sakit kanker.

Demikian disampaikan Kepala Satuan Kejahatan dan Kekerasan (Jatantras) Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Helmy Santika, Rabu (28/12/2011) di Markas Polda Metro Jaya. "Saya salut kepada tersangka karena kabarnya hasil dari pencurian yang mereka lakukan pernah digunakan untuk operasi AI yang menderita penyakit kanker," kata Helmy.

Namun, ia enggan menjelaskan lebih lanjut biaya operasi ataupun waktu pelaksanaan operasi itu. "Saya enggak bisa jelaskan itu," ujarnya singkat.

Adapun AI kini masih dalam proses pemeriksaan intensif di tahanan Polres Kota Depok bersama dengan dua tersangka lain, yakni kekasihnya, YBR (18), dan DR (18). AI diduga turut terlibat dalam kasus pemerkosaan dan perampokan terhadap pedagang sayur bernama R (35) pada 14 Desember 2011 di dalam mikrolet M-26 jurusan Kampung Melayu-Bekasi yang masih melaju. Saat itu, AI berada di bangku depan bersama DR yang menyetir. Sementara YBR dan MSD—yang baru ditangkap Selasa (27/12/2011)—berada di bangku belakang.

Saat R menaiki mikrolet, YBR menodongkan goloknya. MSD lalu melakukan pelecehan seksual terhadap R sebelum akhirnya diperkosa oleh YBR. Menurut Kepala Polres Kota Depok Komisaris Besar Mulyadi Kaharni, AI sadar saat kekasihnya memerkosa R. Namun, ia sama sekali tidak membantu R. Bahkan, AI bersama YBR dan kawan-kawannya kabur hingga akhirnya diringkus di Bandung, Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com