Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola SRI Hasilkan 12-14 Ton Per Hektar

Kompas.com - 13/02/2012, 02:44 WIB

BANDUNG, KOMPAS - Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda mendesak pemerintah menggalakkan pola tanam padi dengan System of Rice Intensification (SRI). Dengan kemampuan menaikkan produksi sampai tiga kali lipat dari sistem tanam biasa, sistem itu dinilai bisa menjadi salah satu solusi mengatasi ancaman krisis pangan.

”Selama sepuluh tahun terakhir, panen petani-petani binaan DPKLTS di Jabar menunjukkan hasil yang melimpah. Rata-rata panen bisa mencapai 12-14 ton per ha. Angka itu jauh di atas rata-rata Jabar sebesar 7 ton per ha,” ujar Ketua Umum Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Mubiar Purwasasmita, Sabtu (11/2) di Bandung.

Menurut Mubiar, pola tanam SRI juga ramah lingkungan karena sepenuhnya memakai kompos dan mikroorganisme lokal (MOL) serta menghindari pupuk kimia. Dengan makin banyaknya petani di Tanah Air yang menerapkan SRI, Mubiar optimistis ancaman krisis pangan tidak akan menimpa Indonesia. Sebab, produktivitas tanaman padi bisa digenjot melalui cara yang murah dan ramah lingkungan.

Sementara itu, hama tikus dan penyakit santomonas menjadi momok bagi petani di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, selama musim tanam hujan. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Madiun Mohammad Nadjib mengatakan hingga minggu pertama Februari 2012, serangan tikus telah merambah Kecamatan Sawahan, Kecamatan Balerejo, Kecamatan Kare, Kecamatan Pilangkenceng, dan Kecamatan Madiun. Luas serangan mencapai 154 hektar. (REK/NIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com