Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Kolong Jembatan Jadi "Penguasa" Jakarta

Kompas.com - 22/02/2012, 14:56 WIB
Sabrina Asril

Penulis

John memilih hidup di jalanan tanpa tahu wilayah Surabaya. Kolong jembatan menjadi tempat favoritnya melepas lelah. "Tidur hanya beralaskan tanah saja di bawah jembatan itu," katanya.

Bertemu orang tua asuh

Ketika bergulat dengan dunia kelam di jalanan, John akhirnya bertemu dengan seorang pria bernama Benny yang akhirnya menganggap John layaknya anak. Menurut Tito, Om Benny, demikian ia kerap dipanggil, menjadi orang yang paling berjasa dalam hidup John Kei. Om Benny adalah pria asal Maluku yang sudah lama tinggal di Surabaya. Dengan Om Benny-lah, John akhirnya meninggalkan jalanan dan tinggal di rumah pria tersebut.

"Dia selalu bantu kakak saya. Sampai sekarang pun dia masih mau datang melihat kakak saya," ucap Tito.

Setelah itu, John pindah ke Jakarta dan menumpang di rumah saudara Om Benny. Tepatnya di kawasan Berlan, Jakarta Pusat. John akhirnya mengubah namanya menjadi John Kei. "Nama asli kakak saya itu John Refra. Refra nama marga. Kei itu kampung halaman kami. Beliau memperkenalkan diri menjadi John Kei saat di Jakarta, mungkin supaya lebih mudah diingat saja," papar Tito.

Di Berlan, John Kei muda yang pintar bergaul mulai menancapkan pengaruhnya kepada pemuda-pemuda di sana. "Tanya sama orang Berlan, ada nggak yang nggak kenal John Kei? Pasti tidak ada," katanya.

Menurut Tito, kepintaran kakaknya yang paling menonjol adalah dalam menjaga hubungan. Hubungan pertemanan yang dibangun John Kei tidak pernah terputus dan selalu dibina. "Dari situlah dia bisa jadi seperti sekarang. Karena pintar jaga relasi," ucapnya.

Tidak serakah

Selain itu, hal lain yang dikagumi Tito dari sosok John Kei adalah sifatnya yang tidak serakah. "Kalau ada rezeki dia selalu bagi ke saudara-saudara. Kalau ada yang minta tolong pasti dibantu tanpa perhitungan. Dia tidak serakah. Kalau mau serakah, seluruh Jakarta sudah bisa dikuasai," katanya.

John Kei memiliki banyak loyalis yang jumlahnya mencapai belasan ribu anggota yang tergabung dalam Angkatan Muda Kei (Amkei) di Jakartaa. John juga adalah pendiri sekaligus ketua Amkei. John disebut-sebut memiliki kekayaan dari usahanya di bidang jasa pengamanan dan penagihan utang.

Namun, hal itu dibantah Tito yang menyebut kakaknya tidak memiliki perusahaan itu lagi. Perjalanan hidup John Kei saat ini kian dekat dengan kasus pidana lain. Pasalnya, John harus berurusan lagi dengan aparat kepolisian. Ia ditangkap dan ditahan aparat kepolisian pada Jumat (17/2/2012) malam di Hotel C'one, Pulomas, Jakarta Timur. Ia diduga sebagai otak pembunuhan bos PT Sanex Steel Indonesia (SSI), Tan Harry Tantono alias Ayung (45), pada 26 Januari 2011, di Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com