Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Jadi Kambing Hitam

Kompas.com - 06/03/2012, 06:58 WIB

Oleh karena obyektivitas yang subyektif itu, wartawan dalam bekerja selalu dihinggapi sikap waswas. Wartawan tidak pernah bekerja dengan prinsip publish and be damned, tetapi selalu dikatakan in fear and trembling in anguish, dalam rasa takut dan gemetar. Mengapa? Karena takut salah dalam menjalankan prinsip obyektivitas yang subyektif tadi.

Oleh karena itu, tidak masuk akal pendapat yang disampaikan mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat S Sinansari Ecip yang mengatakan bahwa MetroTV dan TVOne telah menghukum Anas dan Angie. Apalagi, ditarik kesimpulan bahwa MetroTV dan TVOne dikhawatirkan dijadikan corong Partai Nasdem yang didirikan Surya Paloh dan Partai Golkar yang sekarang dipimpin Aburizal Bakrie (Kompas, 2 Maret 2012, halaman 7).

Cara pandang itu bukan hanya jauh dari kenyataan, melainkan merendahkan martabat wartawan yang bekerja pada institusi tersebut. Seakan-akan wartawan di sana hanya robot yang bisa dimanfaatkan oleh kepentingan pemilik. Seakan-akan wartawan yang bekerja pada kedua televisi itu tak paham arti profesionalisme dan tak memiliki idealisme dalam menjalankan profesinya.

Bisnis televisi sendiri bukanlah bisnis yang tak membutuhkan kapital. Sekali orang memutuskan masuk ke bisnis televisi, ia harus menyediakan modal yang besar untuk bisa beroperasi. Apabila bisnis media cetak ”membakar uang” sehari sekali, bisnis televisi ”membakar uang” setiap detik.

Agar televisi itu bisa bertahan hidup, prinsip sebagai industri media harus dipahami. Lima prinsip dasar industri media massa, pertama, harus ada idealisme yang diperjuangkan. Idealisme itu tak bisa didasarkan kepentingan golongan atau kelompok. Kita sudah melihat media massa yang dibangun untuk kepentingan partisan tidak pernah bisa bertahan lama.

Agar idealisme itu bisa dijalankan, dibutuhkan orang-orang yang profesional. Tak mungkin idealisme bisa diterjemahkan ke dalam kegiatan jurnalistik apabila hanya diserahkan kepada orang-orang yang bekerja seperti robot dan mau disuruh-suruh saja oleh pemiliknya.

Idealisme yang ditopang oleh profesionalisme itulah yang akan membuat institusi media massa itu bisa dipercaya. Ketika media sudah mendapat kepercayaan dari publik, beritanya akan memberikan pengaruh.

Apabila media bisa memberi pengaruh kepada masyarakat, baru bisnis dari industri media itu akan bisa berkelanjutan. Soalnya, masyarakat penerima informasi bukanlah individu-individu yang tak menggunakan akal sehat. Ketika mereka menonton berita di televisi ataupun membaca koran, ada interaksi antara pembaca dan penyedia informasi. Apabila informasi dan berita yang disampaikan tidak bisa dipercaya, media itu akan ditinggalkan oleh masyarakat.

Bukan corong
Surya Paloh dan Aburizal Bakrie tentunya memahami prinsip dasar itu. Tidaklah mungkin mereka menerjuni bisnis media hanya untuk membuang uang, tetapi pasti berharap agar bisnis tidak membebani perusahaannya.

Dalam konteks media dan partai politik, memang ada premis, siapa yang memiliki media massa, ia akan bisa menguasai politik. Kalau memang hubungannya seperti itu, seharusnya Partai Golkar menjadi pemenang pemilihan umum dan pemilihan presiden 2004 dan 2009. Mengapa? Karena tahun 2000 MetroTV sudah hadir dan Surya Paloh adalah petinggi Golkar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com