Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Gambaran Perubahan APBN 2012

Kompas.com - 06/03/2012, 20:33 WIB
FX. Laksana Agung S

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah telah menyampaikan rancangan perubahan Anggaran Pendaptan dan Belanja Negara 2012. Sejumlah asumsi makro dan alokasi anggaran mengalami koreksi.

Berikut adalah catatan Kompas mengenai gambaran koreksi yang diusulkan pemerintah yang dihimpun dari pernyataan sejumlah menteri,  Di antaranya Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, SERTA Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik.

* Berkaitan dengan defisit APBN, pemerintah berencana melonggarkan dari 1,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi 2,2 persen terhadap PDB.

* Pertumbuhan PDB diturunkan dari 6,7 persen menjadi 6,5 persen.

* Nilai tukar diperlemah dari Rp 8.800 per dollar Amerika Serikat (AS) menjadi 9.000 per dollar AS.

* Inflasi dinaikkan dari 5,3 persen menjadi 6-7 persen.

* Asumsi harga jual minyak mentah Indonesia dari 90 dollar AS per barrel menjadi 105 dollar AS per barrel, sementara produksi minyak siap jual turun menjadi di bawah rencana semula, yaitu 950.000 barrel per hari.

* Sebagian besar dari Rp 24 triliun dana sisa anggaran lebih (SAL) rencananya dialokasikan untuk membangun infrastruktur.

* Seluruh kementerian dan lembaga juga akan dipotong anggarannya. Pemotongan dilakukan pada anggaran yang tidak produktif atau bisa ditunda. Total anggaran pemotongan ditargetkan mencapai Rp 22 triliun.

Berkaitan dengan kebijakan subidi BBM, pemerintah awalnya berencana tidak akan menaikKan harga dan melakukan pembatasan BBM bersubsidi hanya untuk transportasi umum dan sepeda motor. Namun, dalam APBN-P, pemerintah mengoreksinya dengan alasan harga minyak dunia melambung di atas asumsi.

Dalam APBN-P, pemerintah berniat menaikkan harga. Opsinya ada dua. Pertama, kenaikan harga jual eceran bensin dan solar senilai Rp 1.500 per liter. Kedua, memberikan subsidi tetap maksimum Rp 2.000 per liter untuk bensin dan solar.

Sebagai kompensasinya, pemerintah berencana memberikan subsidi langsung, antara lain, berupa bantuan langsung tunai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com