Kekuatan Uang Masih Pengaruhi Pencalonan Cagub-Cawagub DKI

Sementara pencalonan Alex-Nono juga sempat mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, Alex yang merupakan Gubernur Sumatera Selatan itu baru mencuat namanya sekitar dua bulan sebelum pendaftaran dilakukan. Sedangkan Nono bahkan sempat lolos fit and proper test kandidat calon gubernur yang dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P).

Namun, dua hari setelah pengumuman itu, Nono kemudian menyeberang ke Golkar dengan menjadi pendamping Alex. Hasan melihat, lagi-lagi politik transaksional diduga terjadi di sini.

"Alex Noerdin dipilih karena lagi-lagi soal kekuatan finansialnya, demikian juga dengan Nono Sampono," papar Hasan.

Alex juga akhirnya dipilih oleh Golkar karena lebih bisa merangkul partai-partai koalisi lainnya seperti Partai Damai Sejahtera (PDS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Hasan menuturkan banyak partai yang mengklaim menyiapkan dana ratusan miliar bahkan hingga triliunan rupiah untuk menjadi orang nomor satu Jakarta.

"Mengerikan sebenarnya partai-partai mengklaim dana ratusan miliar atau bahkan triliunan. Itu sangat berlebihan. Kalau mau bego-begoan, dengan uang sebesar itu buat apa ada lagi kampanye. Berikan saja tiap rumah Rp 100.000, sudah aman pasti. Tapi kan seharusnya tidak seperti itu, inilah yang sangat disayangkan," tandas Hasan.