Delapan jalur baru itu, masing-masing sepanjang 300 meter, akan diarahkan ke sisi barat stasiun.
Menurut Wakil Kepala Stasiun Bogor FS Budiman, Rabu (21/3), pengerjaan proyek itu sepenuhnya ditangani Kementerian Perhubungan. Pengerjaannya diperkirakan selesai tahun 2013.
Selain membangun infrastruktur rel, proyek ini juga perlu memasang sistem persinyalan dan jaringan listrik tegangan atas.
”Kalau sudah selesai, Stasiun Bogor akan memiliki jalur lebih banyak dibandingkan dengan Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Manggarai yang masing-masing punya sekitar 12 jalur,” tutur Budiman.
Dampak positif dari penambahan jalur ini akan terlihat dari penambahan kapasitas rangkaian kereta rel listrik dari awalnya 12 rangkaian menjadi 20 rangkaian.
Hal ini juga untuk mengantisipasi penambahan jumlah rangkaian kereta rel listrik yang dibeli dari Jepang. Selain itu, frekuensi perjalanan kereta bisa ditingkatkan. Jeda antar-perjalanan kereta yang sekarang ini sekitar 10 menit bisa menjadi setidaknya 7 menit.
Dengan begitu, pelayanan terhadap penumpang Stasiun Bogor yang berjumlah sekitar 35.000 orang per hari pun bisa ditingkatkan.
Meski demikian, selain berdampak positif, kebijakan itu juga berpotensi membuat pekerja komuter sulit menitipkan kendaraan karena jalur baru akan memanfaatkan lahan penitipan kendaraan.
Saat ini, lahan untuk jalur baru itu disewakan kepada 14 penyedia jasa penitipan kendaraan dengan kapasitas tampung 3.000 sepeda motor dan 250 mobil. ”Namun, kontrak sewa lahan itu akan habis per 31 Maret dan kami tidak akan perpanjang dengan adanya rencana ini,” kata Budiman.