Informasi terkait banyaknya bus transjakarta yang tidak bisa beroperasi tersebut disampaikan Direktur Institut Studi Transportasi Darmaningtyas, Selasa (27/3). ”Saya memperoleh informasi itu langsung dari pramudi (sopir) di Koridor II Pulo Gadung-Harmoni dan Koridor III Kalideres-Pasar Baru. Masalah ini berlangsung sejak Senin (26/3),” katanya.
Sesuai informasi yang diperoleh Darmaningtyas, Senin lalu, 19 bus di Koridor II dan 18 bus di Koridor III tidak beroperasi. Selasa kemarin, 20 bus di Koridor II dan 17 bus di Koridor III kembali tidak beroperasi.
Dengan banyaknya bus yang tidak beroperasi, otomatis terjadi kekurangan bus di lapangan dan terjadi antrean penumpang. Secara otomatis pula, target jarak kedatangan bus di halte per 5 menit sekali tidak akan pernah tercapai. Darmaningtyas meminta Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta segera mengevaluasi operator Koridor II dan III serta secepatnya melakukan pembenahan. Dengan demikian, masalah itu tidak terjadi lagi.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, belum mengetahui banyaknya bus transjakarta yang rusak dan tidak beroperasi. ”Itu tanggung jawab BLU Transjakarta,” kata Pristono.
Seharusnya, operator tidak membiarkan bus-bus itu rusak sedemikian banyak. Operator harus merawat bus dengan baik.
Sementara itu, Kepala BLU Muhammad Akbar tidak menjawab telepon dan pesan singkat yang dikirimkan ke telepon selulernya.
Untuk mengurangi kemacetan akibat komuter dari kota-kota di sekeliling Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan pemerintah daerah di sekeliling Jakarta akan meluncurkan Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB). Peluncuran pertama dilakukan hari ini, Rabu (28/3), di pul bus Hiba, Cakung, Jakarta Timur, rute Bekasi-Pulo Gadung.
Keberadaan APTB ini diharapkan bisa mendorong warga Bekasi tidak memakai kendaraan pribadi dan menggantinya dengan APTB.