Depok, Kompas -
Penggunaan zat kimia ini dapat melukai siapa saja yang berada di area demonstrasi, baik aparat, peliput aksi, maupun demonstran.
Zat asam itu mudah dikenali dari mereka yang luka serta cairan yang tersisa.
”Saya yakin itu asam sulfat pekat. Zat ini sangat berbahaya jika disalahgunakan,” kata Sunardi MSi, Kepala Laboratorium Afiliasi Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI), Minggu (1/4).
Asam sulfat, katanya, sering dipakai untuk keperluan terbatas, misalnya penelitian ilmiah atau industri. Meski tidak bisa dipakai sembarangan, asam sulfat dijual bebas di pasaran.
”Semua orang dapat membeli di toko-toko kimia. Sementara jika disalahgunakan dapat menyebabkan luka bakar yang ditandai dengan kulit melepuh. Penanganan pada orang yang terkena seperti menangani orang yang menderita luka bakar,” papar Sunardi.
Dia menuturkan, ketika orang terkena asam sulfat, sebaiknya bagian yang terkena lekas disiram atau dibasuh air. Tujuannya untuk menetralisasi reaksi sehingga tidak terjadi dampak yang lebih buruk.
Adapun untuk mencegah luka karena penggunaan asam sulfat pekat, sebaiknya gunakan pakaian atau perlengkapan berbahan plastik. Aparat atau siapa saja yang berada di lapangan dapat menyediakan air dan pakaian berbahan plastik.
”Pakaian yang saya maksud itu bisa juga berupa jas hujan,” ujarnya.