Lebih buruk lagi jika di dalam geng motor itu ada hierarki yang mensyaratkan anggota baru untuk melakukan kekerasan sebagai inisiasi. ”Kalau ingin memberantas, kulturnya harus dihapus,” kata Imam.
Mengenai identitas rambut cepak pada gerombolan motor yang melakukan kekerasan kemarin, Imam mengatakan, tindakan mereka adalah solidaritas kelompok. ”Kalau benar terkait dengan anggota TNI yang terbunuh, barangkali itu adalah reaksi atas terganggunya identitas mereka,” ujarnya.
Menghadapi fenomena geng motor, Imam mengatakan, perlu penanganan secara nonrepresif dan represif. Sebagai awal, polisi mengidentifikasi kelompok yang paling destruktif, lalu ketua kelompoknya diajak dialog.
”Pada saat yang sama harus ada tindakan represif tetapi terkendali. Kalau sedang bergerombol, tangkap saja. Ambil sepeda motornya. Alat berkumpul itu harus dihilangkan. Disita, misalnya, selama satu tahun. Jangan hanya tiga hari lalu dilepaskan. Kalau tak ada alat hukumnya, ya dibuat. Harus ada efek jera,” ungkapnya.
(RTS/MDN/WIN/FRO/ONG/ART)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.