Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orientasi Gerakan Buruh

Kompas.com - 01/05/2012, 03:11 WIB

Pergeseran gerakan serikat buruh ”dari pabrik ke publik” ini, mengutip kalimat seorang pemimpin buruh, kemudian mendorong munculnya kesadaran baru akan peran buruh bagi masyarakat. Upah, misalnya, tidak melulu soal buruh, tetapi juga soal daya beli masyarakat.

Jaminan sosial

Pada konteks inilah lahir Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS), sebuah aliansi non-struktural berbagai organisasi buruh dan masyarakat. Mereka berjuang mendorong pelaksanaan sistem jaminan sosial secara menyeluruh, seperti diamanatkan UU No 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Dengan tekanan aksi ribuan buruh yang didukung sebagian anggota parlemen, media massa, ataupun individu, akhirnya pemerintah pun terpaksa menerima pengesahan UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), tahun 2011. Ini yang menjadi dasar hukum lebih konkret pelaksanaan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kemenangan-kemenangan kecil ini, seperti UU BPJS, kenaikan upah minimum di beberapa daerah, terutama Bekasi, meningkatkan kepercayaan diri serikat buruh. Namun, yang lebih penting lagi, semua itu mengindikasikan pergeseran orientasi gerakan serikat buruh dari melulu ekonomis menjadi juga sosial.

Pergeseran ini menarik karena untuk pertama kalinya gerakan serikat buruh Indonesia menunjukkan orientasi sosial, sebagai alternatif dari orientasi pasar yang mendominasi orientasi gerakan serikat buruh di era Orde Baru hingga reformasi.

Perhatian gerakan serikat buruh pada masyarakat ini juga penting karena secara langsung melawan kecenderungan ekonomi pasar neoliberal yang mendominasi negeri ini, yang terutama ditandai oleh pengalihan risiko dari bisnis dan negara kepada individu anggota masyarakat sendiri. Adopsi kebijakan neoliberal tanpa diimbangi gerakan menuju institusionalisasi dan perlindungan sosial hanya akan mengancam kebaikan masyarakat dan individu di dalamnya.

Belajar dari negara Eropa dan Asia Timur yang lebih dulu maju daripada Indonesia, gerakan serikat buruh punya potensi untuk menjadi kekuatan pengimbang. Ini terutama dengan adanya orientasi sosial dan ekonomis. Dalam konteks ini, kita menyambut partisipasi gerakan serikat buruh yang lebih maju.

Selamat Hari Buruh Sedunia!

SURYA TJANDRA Dosen Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com