Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan yang Berganti Kepasrahan

Kompas.com - 13/05/2012, 02:13 WIB

Semakin hari harapan adanya penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 yang masih hidup dari para keluarga korban kian memudar. Harapan itu kini berganti semoga nanti masih bisa menerima jasad keluarga mereka yang menjadi korban, bagaimanapun bentuk jenazah itu.

”Sampai Jumat malam, kami berharap Rully dan Fazal masih hidup. Namun, mengetahui jasad yang ditemukan umumnya hanya potongan, kami berharap tetap mendapatkannya meski tak lagi utuh,” kata Irwan, kerabat Rully Dermawan dan Fazal Achmad, dua korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Irwan bersama puluhan keluarga korban lain berkumpul sejak Sabtu (12/5) pagi di Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur. Mereka berkumpul karena RS Polri merupakan tempat identifikasi korban setelah dievakuasi dari Gunung Salak.

Mereka tahu jasad yang ditemukan hanya berupa potongan tubuh sehingga mereka khawatir jasad keluarganya sulit ditemukan. Meski demikian, mereka masih punya asa, bisa mendapatkan jasad keluarga mereka bagaimanapun kondisinya.

Perasaan galau

Kegalauan itu terus merasuki perasaan keluarga korban karena tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri tidak bisa memastikan kapan proses identifikasi selesai.

Itu pula yang dirasakan keluarga Steven Kamagi (43). Keluarga ini sejak Rabu sore hingga Sabtu malam menunggu kepastian kabar.

John F Kamagi (70), ayah Steven, mulai pasrah meski tetap menginginkan kepastian terkait Steven. Jika memang sudah tiada, keluarga ingin lekas mendapatkan jasadnya.

Namun, kabar mengenai itu pun belum jelas. Kapan identifikasi itu selesai, sehari, seminggu, sebulan, entahlah. John berharap proses ini tidak memakan waktu lama.

”Kami lelah, semua keluarga mencari kepastian. Mohon pihak terkait memberikan informasi mengenai hal ini,” tutur John di tenda keluarga yang disediakan di RS Polri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com