Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabasarnas : Kemungkinan Ketemu Kian Kecil

Kompas.com - 17/05/2012, 11:30 WIB
Mukhamad Kurniawan

Penulis

BOGOR, KOMPAS. com - Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya Daryatmo menyatakan, kemungkinan menemukan jenazah korban jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 semakin kecil. Namun, operasi pencarian dilanjutkan dan akan dievaluasi lagi Jumat siang.

"Tim SAR gabungan yang berada di atas telah menyisir lokasi dengan radius satu kilometer. Sembilan kantong jenazah Rabu kemarin berasal dari korban yang tertimbun tanah. Kecil kemungkinan ketemu lagi," kata Marsma Daryatmo di pos pencarian di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Kamis (17/5/2012) siang.

Dia menambahkan, laporan terakhir dari tim yang berada di lokasi, kecil kemungkinan menemukan jenazah. Mereka telah menyisir lokasi dengan menggali timbunan dan mengambil potongan korban yang tersangkut di pohon.

"Kami menegaskan bahwa operasi pencarian masih berjalan. Pencarian diprioritaskan pada korban. Terkait puing pesawat, kami akan berkoordinasi lagi dengan tim Rusia, apakah perlu diangkat atau tidak dengan mempertimbangkan medan, kondisi alam, dan kemampuan tim," ujarnya.

Bisa jadi, lanjut Marsma Daryatmo, operasi dalam skala besar yang melibatkan ratusan personel dihentikan, namun operasi kecil bisa tetap dilanjutkan.

Sementara itu, setelah sempat terganggu akibat buruknya kondisi cuaca, lima kantong jenazah yang ditemukan Rabu kemarin akhirnya bisa diterbangkan ke Rumah Sakit Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com