Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antre Jajanan Favorit di Kampoeng Tempo Doeloe

Kompas.com - 23/05/2012, 18:07 WIB

KOMPAS.com - Mengangkat tema Oude Batavia, dengan suasana koa tua Batavia zaman kolonial, Kampoeng Tempo Doeloe (KTD) di Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) 2012, menghadirkan 66 gerai kuliner nusantara termasuk makanan khas zaman kolonial.

Dengan menggunakan uang kertas kuno dalam satuan Gulden, KTD mengajak pengunjung mal La Piazza Kelapa Gading untuk menikmati kuliner dengan suasana kota tua.

Setiap hari kerja, KTD yang dibuka hingga 3 Juni 2012 ini mulai ramai pengunjung sejak pukul 16:00. Berbeda dengan Sabtu-Minggu dan hari libur, KTD ramai pengunjung mulai pukul 11:00 lantaran festival ini menjadi tujuan kuliner favorit keluarga yang ingin menikmati akhir pekan dengan suasana berbeda.

Ragam menu makan utama, camilan, bahkan oleh-oleh untuk keluarga di rumah tersedia. Kebanyakan adalah menu khas Indonesia, berasal dari jajanan juga warung favorit di Jakarta dan sekitarnya. Harganya pun bervariasi mulai tiga gulden (Rp 3.000) untuk minuman dalam kemasan botol, hingga ratusan Gulden untuk kue khas zaman kolonial seperti klappertaart.

Sementara, makanan favorit di KTD rata-rata dibanderol 12-25 Gulden (Rp 12.000 - Rp 25.000). Anda harus antre jika ingin menikmati makanan yang paling banyak diserbu pembeli ini.

Es Duren Sakinah selalu jadi incaran pembeli. Dengan membayar 20 Gulden atau Rp 20.000, Anda bisa menikmati satu cup es duren segar. Gerai es duren ini menyediakan ratusan cup dan selalu laris manis setiap harinya.

Kue basah makanan tradisional Indonesia, seperti lopis, putu mayang,putu bambu, klepon, dadar gulung, putri ayu, talam srikaya, dadar gulung, ongol-ongol dijual dengan harga mulai tiga gulden per kue, hingga harga paket 12 gulden. Anda bisa pilih sesuai selera, namun harus bersabar Antri karena gerai Putu Bambu Medan di KTD ini selalu antre pembeli siang hingga malam.

Setiap harinya, stand kue basah ini menyediakan ribuan kue, dan selalu laris manis setiap akhir pekan, dan tersisa 20 persen saja dari persediaan pada hari kerja. Stand kue basah khas Indonesia ini mengikuti KTD sejak pertama kali digelar sembilan tahun lalu.

Nah, bagi penggemar pedas, Risol Setan bisa jadi jajanan pilihan. Tapi lagi-lagi, Anda harus bersabar menanti di antrean. Risol isi ayam, telur dan daging dijual per bungkus isi 4 seharga 12 Gulden (Rp 12.000) atau isi 7 seharga 20 gulden (Rp 20.000). Rasa risol yang renyah berpadu sambal kuah super pedas menjadi kegemaran pengunjung KTD. Setiap harinya, stand ini menyiapkan ribuan bungkus Risol Setan.

Jika Anda sedang berselera dengan jajajan segar, Rujak Juhi jadi pilihan lainnya. Harganya 15 gulden atau Rp 15.000 per bungkusnya. Kalau sejumlah jajanan tadi masih dipadati antrean panjang, Anda bisa singgah di gerai makanan lain. Terutama jika Anda butuh makanan untuk makan siang atau malam.

Kalau suka pedas, Anda bisa menikmati makanan utama seperti Nasi Kucing Sambal Gledek atau Bebek Kaleyo. Pilihan makanan utama lainnya di antaranya Pecel Sayur Madiun, Sate Padang Mak Syukur, Soto Mie Bogor, Nasi Goreng Kebon Sirih, Gado-Gado Bu A'am, Tongseng Pak Budi Khas Solo, Sate Ayam Madura Blok S, semua tersedia. Anda tinggal pilih sesuai selera.

Untuk hidangan penutup, Anda bisa memilih menikmati es cincau hijau, es podeng, bahkan es kering yang dibungkus roti tawar. Tak hanya nikmat, Anda dan keluarga bisa menikmati sensasi makan ala tempo dulu dalam ruang terbuka.

Selama langit cerah, Anda bisa bersantai menikmati makanan bersama keluarga. Area makan yang bersandingan dengan gerai makanan memudahkan Anda untuk berkali-kali menyantap menu favorit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com