Tak Pegang Uang, Pilih Lebaran di Pengungsian

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga korban kebakaran di Jembatan Item RW 07 dan RW 08 Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat terpaksa menentukan Lebaran tahun ini di lokasi pengungsian. Nasifah (41) misalnya, perempuan asal Gianyar Bali ini sudah yakin dirinya dan keluarga tidak akan sanggup mudik ke daerahnya. Hal tersebut diputuskannya karena melihat kondisi rumahnya serta keadaan ekonomi yang melemah.

"Tahu dah bingung, nggak pegang duit, kayak rencana Lebaran di sini saja dulu. Rumah saya habis, usaha bareng suami juga kebakar semua," katanya, Selasa (31/7/2012) siang.

Ia menyesal dagangan sate Maduranya ikut hangus terbakar pada Sabtu (31/7/2012). Saat ini Nasifah terpaksa tinggal di pengungsian bersama Nursidi (46), suaminya dan tiga orang anaknya. Keputusan tidak pulang ke Bali juga diputuskannya karena ingin membangun rumanhnya kembali di RT 08 RW 07 tersebut.

Lain halnya dengan Siti Hafsiah (42), perempuan ini dulunya pekerja konveksi di rumahnya. Akan tetapi pascakebakaran, ia mengaku tidak memiliki kegiatan, selain mengurus satu anaknya di lokasi pengungsian di bawah kolong Jembatan Layang Angke Barat.

"Sekarang nggak ada uang, nggak ada kegiatan. Sementara cuma tinggal di posko saja. Paling sampai posko tutup, katanya sih lima atau tujuh hari lagi," katanya.

Siti masih belum kembali ke rumahnya untuk membersihkan puing-puing bekas kebakaran. "Belum mikirin mudik, paling di sini saja dulu, atau nggak nanti menginap di masjid," katanya. Dia masih bingung bagaimana cara membangun rumahnya kembali.