Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkai Paus Mulai Tenggelam, Lumba-lumba Berdatangan

Kompas.com - 07/08/2012, 09:03 WIB
Madina Nusrat

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian bangkai paus yang ditambatkan di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, akhirnya tenggelam, Selasa (7/8/2012). Saat ditambatkan pada pekan lalu, bangkai paus itu sulit tenggelam karena terus mengeluarkan gas.

Paus sperm ini ditemukan dua kali terdampar di area pantai di Karawang dan Bekasi, hingga akhirnya ditemukan mati di Pantai Muaragembong, Bekasi. Paus ini berusia lima tahun, dengan panjang tubuh 12 meter dan bobot seberat 2,5 ton.

Berdasarkan pengamatan para aktivis fauna dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN), bangkai paus yang mulai tenggelam itu adalah bagian ekor. Adapun bagian kepala dan tubuh tengah masih tampak di permukaan.

Salah seorang aktivis JAAN, Pram, mengatakan, tim JAAN sudah sejak awal mengamati penenggelaman bangkai paus itu dari Pulau Kotok bagian timur dan turut membantu penenggelaman bangkai mamalia laut itu. Hingga saat ini, katanya, tubuh paus mulai dimakan oleh ikan dan juga biawak yang datang dari Pulau Kotok bagian utara.

"Bahkan, belakangan ini, gerombolan ikan, cumi, mendekati bangkai paus itu. Baru-baru ini malah sekelompok lumba-lumba ikut datang di lokasi penenggelaman paus itu," ujarnya.

Menurut Pram, berdatangannya beragam ikan dan satwa laut itu tak lain adalah proses dekomposisi atau penguraian organik pada bangkai paus. "Ini terjadi sangat ilmiah dan menarik untuk diamati," tuturnya.

Selama proses penguraian terjadi, diakui Pram, ada cairan lemak berwarna kuning yang keluar dari bangkai paus itu. Namun, sejauh ini, katanya, cairan itu tak mengganggu kehidupan di laut dan juga Pulau Kotok.

Kepala Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kepulauan Seribu Liliek Litasari pun mengatakan, cairan lemak yang keluar dari bangkai paus itu tak mengganggu keseimbangan lingkungan laut. Sebab, lemak itu sifatnya organik sehingga bisa diurai oleh alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com