Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Mudik Gratis Tak Diminati Pemudik Sepeda Motor?

Kompas.com - 14/08/2012, 14:10 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan mudik gratis yang digalakkan pemerintah dan perusahaan swasta dinilai tidak akan menarik minat pemudik sepeda motor. Sebab, mudik gratis tidak dibarengi dengan balik gratis. Masyarakat yang mengikuti mudik gratis masih harus memikirkan cara untuk kembali pulang. Selain itu, para pemudik membutuhkan sepeda motor untuk mobilitas silaturahim di kampung halaman.

"Mudik gratis tidak memberikan alternatif menarik bagi masyarakat pemilik sepeda motor. Pasalnya, balik gratis ke tempat kerja tidak disediakan oleh yang menyelenggarakan mudik gratis,"ujar Danang Parikesit, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia dan Guru Besar Transportasi Universitas Gadjah Mada di, Jakarta, Selasa (14/8/2012).

Selain itu, menurut Danang, layanan mudik gratis yang umumnya diselenggarakan sejumlah perusahaan untuk meningkatkan citra sosial mereka di pihak lain merugikan angkutan umum reguler, sebab mengurangi jumlah penumpang.

Ia mengusulkan agar layanan mudik gratis diganti dengan pemberitan voucher angkutan bus atau kereta api. Dengan begitu, acara mudik ini tetap menguntungkan bagi semua pihak yang berkepentingan. Bagi perusahaan penyelenggara, voucher tidak menghilangkan aktivitas tanggungjawab sosial perusahaan; bagi pemudik tetap menguntungkan karena mendapat keringanan biaya; dan perusahaan penyelenggara angkutan tidak kehilangan penumpang.

Dalam kesempatan yang sama, Kabag Operasi Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri  Kombes (Pol) Bambang Sugeng, mengapresiasi gagasan ide balik gratis. Menurutnya, para pengendara motor memiliki tingkat risiko paling tinggi dalam kasus kecelakaan lalu lintas. Harus diupayakan sejumlah cara untuk mengurani jumlah pemudik sepeda motor.

"Balik gratis harus dipikirkan lagi dengan lebih matang mengingat kecelakaan lalu lintas selama arus mudik dan balik banyak yang menimpa pemudik yang mengendarai (sepeda) motor," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com