Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Kebakaran Terjadi Selama Ramadhan di Jakarta Barat

Kompas.com - 22/08/2012, 14:19 WIB
Bima Setiyadi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat mencatat sedikitnya 30 peristiwa kebakaran terjadi selama Ramadhan. Dari 30 peristiwa tersebut, penyebab terbanyak adalah hubungan pendek arus listrik.

"Kebanyakan terjadi di Tambora. Di sana selain padat penduduk, banyak warga yang nakal mengambil listrik secara ilegal," kata Kepala Operasional Pemadam Kebakaran Jakarta Barat Sutarno di Jakarta, Rabu (22/8/2012).

Ia mengatakan, kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran menjadi faktor utama terjadinya hal tersebut. Menurutnya, warga seharusnya diberikan penyuluhan, pembinaan, dan pelatihan tentang bagaimana cara pertolongan pertama menghadapi peristiwa kebakaran.

Penyuluhan sebenarnya sudah ada, dalam bentuk Sistem Kebakaran Kampung (SKKN). Namun, anggaran yang disediakan masih sangat kecil, hanya untuk satu tahun sekali. Penyuluhan menurutnya harus secara intensif diberikan di kawasan yang rentan kebakaran, seperti di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, yang terkenal padat penduduk.

Akibat lemahnya penyuluhan, apabila terjadi kebakaran, warga malah menyulitkan petugas dalam melakukan pemadaman. Tak jarang, antara petugas dan warga terlibat adu mulut saat pemadaman.

"Seharusnya peran warga untuk membantu petugas hanya cukup memberikan petunjuk lokasi kebakaran, memberikan arahan jalan, dan memberi petunjuk sumber air. Selebihnya percayakan kepada petugas, api pasti bisa padam," ujarnya.

Selain itu, pemerintah harus segera memperbaiki alat-alat yang membantu petugas dalam mencegah kebakaran, seperti hydrant. Menurut Sutarno, hydrant yang ada di Jakarta sama sekali tidak bisa membantu pemadaman lantaran daya semprot yang sangat lemah. Hal itu terjadi karena saluran air hydrant menjadi satu dengan saluran air warga.

"Di luar negeri, saluran hydrant sendiri. Makanya, semprotan airnya kencang. Kalau di Jakarta, tidak ada hydrant yang seperti itu. Makanya kami lebih mengutamakan sumber-sumber air seperti saluran dan kali. Terlebih lagi, hydrant banyak yang tidak berfungsi lantaran kopling penutup yang terbuat dari kuningan sering dicuri oleh warga," katanya.

Sudin Pemadam Kebakaran mencatat, pada 2011, tingkat kebakaran di Jakarta Barat menjadi yang paling tinggi di DKI Jakarta. Sebanyak 195 kasus kebakaran terjadi, dan nilai kerugian mencapai Rp 72.544.700.000.

Di 2012, hingga Juli, jumlah kasus kebakaran sudah terjadi sebanyak 106 kali, dengan kerugian mencapai Rp 39.201.150.000. Total bangunan yang terbakar mencapai 520 bangunan berbagai bentuk, 5 korban jiwa, 16 korban luka-luka, 3 petugas pemadam terluka, dan 142.466 meter persegi luas areal yang sudah terbakar.

"Untuk penyebab, kebakaran paling tinggi diakibatkan oleh hubungan pendek arus listrik sebanyak 74 kasus, kompor 8 kasus, rokok 6 kasus, dan lain-lain 18 kasus," tutupnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com