Di Jakarta Utara, satu rumah milik Rojali (41) di daerah Cilincing terbakar akibat sulutan api dari korek api yang dimainkan anaknya. Warga setempat sempat dilanda kepanikan akibat kebakaran itu karena permukiman itu padat penduduk.
Di Jakarta Barat, kebakaran juga nyaris melalap sebuah rumah di kawasan padat penduduk di Lokasari, Taman Sari, akibat kompor yang terbakar.
Malam hari, kebakaran juga melanda permukiman warga di Jalan Rawa Simprug, RT 9 RW 9 Kelurahan Grogol Selatan, Kebayoran Lama. Sekitar tujuh rumah terbakar dalam kejadian itu.
Kebakaran yang terjadi di Jakarta ini jika dirata-rata mencapai dua hingga tiga kasus dalam sehari.
Jumlah korban kebakaran di Jakarta dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Tahun 2009, korban kebakaran berjumlah 8.946 orang, tahun 2010 terdata 10.826 orang, tahun 2011 tercatat 16.424 orang, dan tahun 2012 sampai 7 Agustus sebanyak 13.713 orang.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, kebakaran di Jakarta selama 14 hari operasi Ketupat Jaya, 11-22 Agustus, tercatat 30 kasus.
Sebagian besar kebakaran itu disebabkan terjadi hubungan pendek arus listrik. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan musim mudik tahun lalu yang hanya 29 kasus, selama 16 hari.
Pengamat kebijakan publik Yayat Supriyatna menilai, kebakaran yang terus-menerus di Jakarta ini sudah harus dilihat sebagai kejadian luar biasa. Kondisi ini juga merupakan cermin dari karut-marutnya penataan lingkungan di Jakarta.