Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Makan Siang di Kota Besar

Kompas.com - 24/08/2012, 14:00 WIB

KOMPAS.com - Ada yang berbeda di jam makan siang, Kamis (23/8/2012). Sejumlah pekerja yang sudah masuk kerja, kemarin, harus berkeliling mencari rumah makan yang buka. Banyak warung langganan yang tutup karena pemiliknya masih mudik Lebaran.

Nday, seorang pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kota Jakarta Pusat, misalnya, mesti berkeliling ke sekitar kantor saat jam makan siang. ”Banyak warung tutup. Pusing deh cari makan,” katanya.

Warung yang tutup termasuk yang ada di area kantin pemkot. Seperti umumnya perkantoran, kantin ini biasanya menjadi andalan para pekerja di situ.

Selain kantin, seputaran kantor Wali Kota Jakarta Pusat sebenarnya banyak warung nasi. Namun, karena pemilik warung tidak terikat aturan cuti bersama, mereka memilih menghabiskan hari-hari setelah Lebaran di kampung halaman.

Kalaupun ada warung yang buka, pasti ramai dari serbuan para pencari makan. Di warung bakmi antreannya panjang sekali. ”Saya akhirnya memilih di warung nasi padang saja karena cepat. Itu pun lauk yang ada sudah habis-habisan. Saya cuma dapat nasi, ayam, dan sedikit bumbu rendang,” ujar Nday.

Selain PNS di Pemkot Jakarta Pusat, para pegawai di kantor- kantor kementerian dan pemerintahan lainnya juga banyak yang berburu makanan di sekitar Jalan Tanah Abang I. Makanan yang harganya Rp 8.000- Rp 15.000 satu porsi itu menjadi pemuas rasa lapar yang pas dengan kantong.

Selain itu, banyak juga pesuruh kantor yang harus berburu makanan hingga jauh demi mendapatkan titipan para pekerja. Di sejumlah warung, seorang pesuruh kantor memesan belasan nasi bungkus sekaligus.

”Ada yang menitip nasi bungkus. Banyak warung yang enggak buka. Kalau ada yang buka juga penuh dan lauknya sudah tidak lengkap lagi,” ucap Oji, pesuruh kantor di daerah Gambir.

Tidak hanya itu, pedagang keliling makanan juga banyak diserbu pembeli. Bahkan, pembeli rela menyantap makanan dengan duduk di trotoar.

Tingginya permintaan makan siang juga terlihat di restoran cepat saji. Layanan pesan antar yang biasanya butuh waktu 60 menit, kemarin baru bisa memenuhi kebutuhan pemesan dalam 120 menit. ”Lama sekali datangnya. Akhirnya saya batalkan,” ujar Amin, seorang pekerja di daerah Cideng.

Kehadiran kaum urban di sektor informal ini ternyata memiliki peran penting bagi para pekerja di Jakarta. (ART)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com