Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran di Gunung Ancam Satwa Langka

Kompas.com - 25/08/2012, 02:32 WIB

Bandung, Kompas - Kebakaran di kawasan pegunungan di Jawa akhir-akhir ini juga mengancam habitat satwa-satwa langka. Di Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat, misalnya, kebakaran merusak habitat satwa langka, seperti owa jawa, lutung, dan macan tutul.

Selain unik, satwa liar itu juga berperan penting dalam rantai ekologi sebagai penjaga keseimbangan rantai kehidupan dan keberlanjutan ekosistem hutan. Pertengahan Agustus 2012, Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto dan Ketua Pembina Yayasan Owa Jawa Wahjudi Wardojo menandatangani nota kesepahaman kerja sama pelestarian owa jawa.

”Spesies owa jawa hanya hidup di Pulau Jawa bagian barat dan paling timur sampai Pekalongan selatan,” kata Wahjudi, Jumat (24/8). Owa jawa merupakan spesies dengan daya punah relatif cepat karena bersifat monogamus, yang hidup dalam kelompok kecil layaknya keluarga inti.

Ancaman serius juga dihadapi spesies kucing hutan dan elang jawa di kawasan Gunung Merapi. Kekeringan panjang selama Agustus ini masih memungkinkan terjadinya kebakaran meskipun antisipasi sudah dilakukan, seperti menutup jalur pendakian di sejumlah gunung.

Kepala Urusan Humas Perhutani Garut Jaenal Abidin, Jumat, menjelaskan, api di Gunung Papandayan sudah tak muncul. Tinggal baranya saja.

Tiga titik api di Taman Nasional Gunung Merbabu, Jawa Tengah, juga sudah diatasi. Pemantauan terus dilakukan bersama warga, aktivis lingkungan, dan pengelola taman nasional.

Upaya pencegahan dilakukan dengan membuat sekat bakar dan menebang pohon-pohon yang bisa menjadi perantara api. Pohon yang terbakar di Papandayan adalah jenis pohon gunung api, terutama cantigi, paku, dan kaliandra.

”Untuk jenis cantigi, biasanya kalau hujan tiba akan tumbuh kembali asal kambiumnya tidak habis terbakar,” ujar Zaenal.

Kawasan hutan pegunungan di Jawa Barat bagian selatan, yang kondisinya relatif masih baik, merupakan salah satu benteng terakhir keberadaan satwa liar.

(DMU/UTI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com