Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ranjau Paku Meresahkan

Kompas.com - 20/09/2012, 03:15 WIB

Di Jakarta Barat, sepeda motor salah seorang relawan penyisir ranjau paku, Rosid, bahkan dirusak orang tak dikenal. Sepeda motor itu dirusak saat Rosid menyisir ranjau paku di jalan layang Roxy.

”Tak sedikit juga relawan kami yang lain ditimpukin dengan botol plastik hingga ban oleh orang tak dikenal saat menyisir ranjau paku,” kata Agus.

Padahal, tak sedikit dari pengguna jalan, terutama pengendara motor, yang harus mengganti ban dalam karena sobek terkena ranjau paku di lapak tambal ban terdekat. Setiap kali ganti ban dalam, bisa menghabiskan biaya Rp 45.000. ”Dari fakta ini, kami mengindikasikan ada kesengajaan,” ujar Agus.

Penuturan seorang relawan Saber di Bekasi Barat, Ahmad Khomsatun, ranjau paku itu biasanya disebar di jalan dan dikemas dalam plastik hitam. Satu kantong plastik itu biasanya berisi 28 sampai 30 paku yang terbuat dari rangka besi payung yang dipotong-potong miring sepanjang 2-5 sentimeter.

”Kantong paku itu ditaruh di jalan dalam kondisi arus kendaraan sedang macet. Kantong paku itu ditaruh di dekat mobil agar terlindas ban mobil dan kantong sobek sehingga paku menyebar,” katanya.

Di ruas Jalan Bekasi Raya-Jalan Sultan Agung ada lebih dari lima lapak tambal ban. Di lapak itu, untuk mengganti ban dalam dikenai biaya tak kurang dari Rp 40.000. Seorang pekerja di lapak itu menawarkan harga ban dalam yang biasanya Rp 9.000 dengan harga Rp 30.000.

Bawa ban dalam sendiri

Salah seorang korban ranjau paku, Sudiman (40), mengaku, ia sampai kapok mengganti ban dalam di lapak tambal ban. Padahal, setiap hari dia harus melalui Jalan Sultan Agung untuk bekerja pada salah satu pabrik di jalan tersebut. Kini, dia selalu membawa ban dalam untuk mengantisipasi kalau ban sepeda motornya terkena ranjau paku lagi.

”Beberapa bulan ini saya sudah tiga kali kena ranjau paku. Makanya, saya bawa ban dalam sendiri,” ujarnya.

Para relawan Saber ranjau paku dari kalangan anggota satpam PT Sinar Sosro di Bekasi Barat mengatakan, setidaknya mereka mengumpulkan ranjau paku sebanyak satu galon air mineral dan lebih dari 20 botol ukuran 1,5 liter. Menurut salah seorang anggota satpam, Farikhin, paku sebanyak itu terkumpul hanya dalam waktu kurang dari enam bulan. ”Kami dari kalangan satpam biasanya ikut membantu menyisir ranjau paku ini mulai dari magrib hingga menjelang tengah malam,” kata Farikhin.

Menanggapi maraknya ranjau paku di Bekasi, Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Bekasi Komisaris Iman Pribadi Santoso menyatakan siap berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Bekasi untuk mengawasi keberadaan tambal ban di jalan-jalan utama.

Iman mengatakan, kecurigaan terhadap banyaknya tambal ban di jalan utama yang diduga banyak terdapat ranjau paku bisa dimaklumi. Namun, untuk mengawasi dan menindak penambal ban yang diduga terkait dengan kejahatan menyebarkan ranjau paku, perlu berkoordinasi dengan pemerintah.

”Tambal ban adalah usaha yang keberadaannya terkait izin pemerintah. Kami perlu koordinasi dengan Satpol PP jika harus ada penindakan atau penertiban,” kata Iman. (MDN/BRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com