Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Korban Tawuran Disambut Tangis Keluarga

Kompas.com - 21/09/2012, 15:53 WIB
Kontributor Tana Luwu, Husain

Penulis

LUWU, KOMPAS.com - Jenazah Muhammad Ibrahim Rauf, mahasiswa Univesitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar yang tewas karena menderita luka tikaman setelah terlibat tawuran di kampus tersebut pada Kamis (20/9/2012) kemarin, dini hari tadi tiba di kampung halamanya di Desa Bolong, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Diantar puluhan kerabatnya dengan menggunakan mobil ambulans sekitar pukul 4.00 Wita, jenazah Ibrahim Rauf yang akrab disama Ibe, tiba di rumah duka. Suasana haru dan isak tangis mewarnai kedatangan jenazah alumni SMAN I Palopo ini. Usai disemayamkan di rumah duka, sekitar pukul 11.00 Wita Jumat (21/9/2012), jenazah korban dimakamkan di lokasi pekuburan setempat. Ratusan keluarga, rekan dan sahabat mengantar ke tempat peristirahatan terakhir.

Paman korban, Hafid, mengatakan, korban dikenal suka berorganisasi dan pandai bergaul dengan siapa saja. Dia mengaku kerap menasihati korban agar pandai menjaga diri saat kuliah di Makassar.

"Saya selalu menasihati agar dia bisa jaga diri dalam bergaul, karena dia itu banyak teman dan sejak dulu suka beroganisasi," tutur Hafid saat mengantar jenazah korban di pemakaman.

Hafid meminta kepada aparat keamanan untuk mencari dan menghukum pelaku dengan seberat-beratnya. Korban tewas setelah ditikam pelaku tidak dikenal di bagian perut sebelah kanan di kampus UMI, Kamis, 20 September. Saat itu, korban sempat dilarikan ke RS Ibnu Sina, namun nyawanya tidak tertolong. Diduga kuat, peristiwa penikaman ini merupakan buntut tawuran antara mahasiswa UMI beberapa jam sebelumnya.

Sementara itu Wakil Bupati Luwu, Syukur Bijak meminta aparat keamanan untuk mengusut tuntas pelaku pembunuhan terhadap mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) asal Luwu di Makassar pada Kamis, 20 September lalu.

"Kami mendesak jajaran kepolisian untuk mengusut tuntas pelakunya," kata Syukur Bijak, Jumat, (21/9/2012). Syukur juga mengimbau kepada mahasiswa Luwu untuk tetap tenang dan tidak bertindak gegabah, dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk mengusut kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com