Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anton Medan: Antisipasi Waktu Kejadian Belum Terlihat

Kompas.com - 09/11/2012, 14:02 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyelidikan atas lima kasus perampokan kantor pegadaian di wilayah DKI Jakarta hingga Jumat (9/11/2012) siang belum menunjukkan titik terang. Sementara itu, cara menangkal berulangnya perampokan belum terjabar jelas.

Menurut Anton Medan, mantan residivis ternama yang telah beralih menjadi mubalig, ada cara paling mudah yang bisa diterapkan untuk mengantisipasi perampokan pegadaian. "Pegadaian maupun polisi sebenarnya bisa memulai dari antisipasi waktu kejadian," kata Anton saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Jumat (9/11/2012).

Dia menjelaskan, dari lima kejadian perampokan, kisaran waktu kejadian hampir sama, yakni pada siang hari. Meskipun saat kejadian situasi sekitar kantor pegadaian sedang ramai, situasi di dalam kantor pada jam-jam tersebut justru sedang sepi.

"Jam ramainya pegadaian dikunjungi nasabah itu sekitar jam 8-10 pagi. Jam 11 ke atas kebanyakan kantor sudah sepi. Situasi sepi itu yang dimanfaatkan pelaku," kata pria yang belakangan dikenal sebagai KH Muhammad Ramdhan Effendi ini.

Menurut Anton, situasi di dalam yang sepi dengan hanya dua atau tiga pegawai, kondisi tertutup dari keramaian, dan pengamanan yang minim menciptakan peluang tersendiri bagi pelaku kejahatan yang ingin mendapatkan harta ratusan hingga miliaran rupiah. Meningkatkan jumlah pengamanan maupun membuat kantor pegadaian tampak terbuka, dalam pandangan, Anton akan menjadikan persoalan tersendiri bagi pihak pegadaian. Karena itu, jika ingin mengurangi kemungkinan perampokan, antisipasi waktu menjadi hal paling mudah.

"Kalau sudah tahu jam-jam biasanya terjadi perampokan, jam-jam sepi kantor, waktu itulah kewaspadaan dan pengawasan harus ditingkatkan. Polisi juga kalau diminta bantuan bisa ikut mengawasi di waktu-waktu sepi itu," katanya.

Dikatakan Anton, jika masih belum melakukan antisipasi kerawanan, tidak tertutup kemungkinan perampok amatiran dan "pemain baru" pun bisa dengan mudah membobol sistem keamanan pegadaian. Pasalnya, sejauh ini pengamanan kantor hanya mengandalkan satu petugas satpam, alarm tanda bahaya, dan CCTV. Jalan keluar lain, Anton mengusulkan, sistem alarm yang bisa dibunyikan dari luar bila terjadi kejahatan di dalam kantor yang luput dari perhatian khalayak ramai. Ia juga mengusulkan sistem sambungan cepat ke sentra kepolisian sebagai tanda permintaan bantuan darurat (SOS).

"Yang terpenting, sarana itu harus sangat mudah dijangkau oleh pihak-pihak yang ditentukan, tanpa kelihatan secara jelas," kata Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com