Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haruskah Dihukum Mati jika TKI Membela Diri?

Kompas.com - 15/11/2012, 18:46 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Permasalahan yang membelit para tenaga kerja Indonesia (TKI) saat bekerja di negeri orang terus berulang. Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula, nasib para TKI kerap berakhir tragis di tiang gantungan, padahal yang dilakukannya membela diri semata, dari tindak aniaya majikannya.

Dosen senior dari Fakultas Perundang-undangan Universiti Kebangsaan Malaysia, Datin Rohani Abdul Rahim, mengatakan, alasan membela diri dari para TKI yang dituduh melukai atau bahkan membunuh majikannya harus ditelusuri dan dapat dibuktikan, baik dari olah tempat kejadian perkara maupun bukti forensik.

"Harus dilakukan pemeriksaan secara detail. Jika memang terbukti merupakan pembelaan diri, maka bisa saja dia bebas dari hukuman," kata Rohani seusai Seminar Internasional di Universitas Esa Unggul, Jakarta, Kamis (15/11/2012).

Ia menjelaskan, yang akan mengurus laporan dan memeriksa perkara aduan semacam ini adalah kepolisian Malaysia.

Namun, untuk pembelaan dari tertuduh yang berasal dari negara lain, terutama TKI, dibutuhkan pendampingan yang biasanya dilakukan oleh Satuan Tugas Pelayanan dan Perlindungan WNI.

"Pendampingan ini penting sekali. Apalagi, TKI yang terkena masalah hukum perlu pendampingan agar perkaranya dapat tuntas," ujar Rohani.

"Di Malaysia tak ada perbedaan di mata hukum. Terbukti bersalah dihukum; tapi jika tidak tentu, maka akan mendapatkan kebebasan," imbuhnya.

Seperti diketahui, salah satu kasus yang belum lama terjadi menimpa dua bersaudara, Frans Hiu dan Dharry Frully Hiu, yang dijatuhi hukuman mati atas tuduhan pembunuhan. Padahal, orang yang terbunuh awalnya hendak mencuri, dan digagalkan oleh Hiu bersaudara.

Sebelumnya, kedua bersaudara ini diputus tidak bersalah oleh pengadilan di Selangor. Namun, keluarga pihak terbunuh naik banding tanpa mengikutkan satu terdakwa lain yang merupakan warga negara Malaysia. Setelah proses banding ini, dua bersaudara tersebut divonis mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com