Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Ada Rekayasa Kenaikan Harga Daging Sapi

Kompas.com - 27/11/2012, 08:00 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah diingatkan agar konsisten dengan rencana swasembada daging sapi pada 2014. Rencana pemerintah menambah kuota impor daging sapi dinilai dapat membuat peternak enggan beternak sapi sehingga swasembada daging sapi tak akan tercapai.

Hal itu dikatakan Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat M Romahurmuziy alias Romi melalui pesan singkat, Selasa (27/11/2012), menyikapi rencana pemerintah untuk menambah kuota impor daging sapi.

Romi menjelaskan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian sudah berkali-kali meyakinkan bahwa stok sapi cukup. Stok itu akan digunakan untuk menormalisasi harga. Belakangan ini, harga mulai terpantau turun.

Karena produksi dalam negeri cukup, kata Romi, maka pemerintah menyalahi Undang-Undang Pangan Pasal 14 ayat (2) jika menaikkan kuota impor daging. Dalam ayat itu diatur, impor hanya bisa dilakukan bila produksi dalam negeri tidak mencukupi.

Romi menambahkan, pihaknya sudah menemukan berbagai bukti bahwa kelangkaan daging sapi hingga menyebabkan kenaikan harga belakangan ini telah direkayasa. Tujuannya, untuk menuntut kenaikan kuota impor daging. Namun, kenaikan kuota itu bakal berdampak kepada peternak.

Politisi PPP itu memberi contoh rendahnya harga daging sapi tahun 2010 di kisaran Rp 20.000 per kilogram sehingga peternak merugi. Kini, ketika harga ideal Rp 30.000-Rp 32.000 per kilogram, pemerintah jutsru menghancurkan harapan peternak.

"Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menghancurkan kuncup harapan yang baru mekar. Rencana kenaikan kuota impor inilah yang ditunggu-tunggu sebagai solusi oleh siapa pun perekayasa kenaikan harga dan kelangkaan daging sapi ini," kata Romi.

Untuk itu, Romi mengingatkan agar antarkementerian tidak saling merusak strategi. "Jangan juga sakiti hati peternak kecil. Jangankan dilaksanakan, baru disuarakan saja rencana kenaikan kuota impor daging sudah akan memukul harga. Mau berapa kali pemerintah belajar?" pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, untuk menurunkan harga, ia sudah meminta segera dilakukan intervensi dengan memotong sapi yang tersedia. Selain itu, dia meminta agar importir segera melaksanakan jatah impor daging sapi.

Untuk ke depannya, Hatta mengaku sudah meminta perhitungan ulang terhadap stok sapi di Indonesia dan kebutuhan daging sapi di dalam negeri. Jangan-jangan, kata dia, konsumsi daging per kapita sudah meningkat.

"Untuk perhitungan tahun depan diperlukan tambahan dari apa yang ada. Mereka meminta segera rakor pada tingkat menteri untuk memutuskan berapa besaran impor tambahan tahun depan karena stok yang sekarang tentu tidak mencukupi," kata Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com