OLEH DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Usianya baru 20 tahun, tetapi Hedi Rusdian Gunawan sudah paham makna dari kesungguhan, kreativitas, dan keindahan pada detail. Dalam usianya yang tergolong belia, dia sudah menjadi presiden dan CEO dari produsen ”buckle” atau kepala ikat pinggang Fourspeed Metalwerks. Usaha itu mampu mempekerjakan 40 orang di dua negara, yakni Indonesia dan Amerika Serikat.
Awal November lalu, Hedi baru menandatangani naskah kerja sama pembuatan kepala ikat pinggang dan cincin dalam jumlah sangat terbatas. Rekan kerja samanya tersebut adalah band trash metal yang sudah mendunia, Sepultura.
”Perjanjian itu ditandatangani seusai mereka tampil di Senayan (Jakarta), Sabtu (10/11) lalu,” ujar Hedi ketika ditemui di Bandung pada pertengahan November 2012.
Dalam perjanjian tersebut, Hedi membuat masing-masing 250 buah kepala ikat pinggang dan cincin dengan desain Sepultura untuk dipasarkan di Amerika Serikat. Barang yang diproduksi dalam jumlah terbatas itu harga satu buahnya bisa mencapai sekitar Rp 2 juta.
Pihak Sepultura tidak mematok sampai kapan kerja sama ini akan berlangsung. Ini berarti ada kemungkinan Hedi masih bisa memproduksi barang tersebut untuk mereka dalam masa mendatang.
Kerja sama tersebut juga dikabarkan sang vokalis, Derrick Green, melalui akun Twitter-nya. Bahkan, dalam akun Facebook Sepultura, pujian juga diberikan pada karya Hedi. Kata mereka, ”Fourspeed (Metalwerks) adalah karya yang terbaik dari Indonesia.”
Sebenarnya Sepultura bukanlah band rock pertama yang bekerja sama dengan Fourspeed Metalwerks. Sebelumnya Hedi sudah pernah membuat kepala ikat pinggang untuk beberapa band lain, seperti House of Pain, Pantera, Slayer, dan Motorhead. Pengakuan mereka kepada Hedi tidak datang tiba-tiba, melainkan terjadi karena kombinasi antara keberuntungan dan kesungguhannya dalam berkarya.
Salah satu keunggulan yang dimiliki kepala ikat pinggang buatan Hedi sehingga bisa bersaing dengan produk sejenis di Amerika Serikat adalah detailnya. Bahan yang dipakai Hedi adalah campuran timah bebas timbal (pewter) yang dituang ke dalam cetakan yang sudah dibuat secara mendetail oleh para artisan atau dia sendiri.
Hedi lalu menunjukkan cincin bermotifkan tengkorak yang kaya detail, mulai dari lekuk hingga bentuk gigi, maupun hiasan di atasnya.