Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memecah Kebuntuan Infrastruktur

Kompas.com - 24/12/2012, 03:16 WIB

Yang juga harus disadari ialah kelayakan proyek. Harga tiket yang agak kemahalan menjadi kendala. Perlu dipikirkan penyediaan subsidi tiket. Pilihannya ialah menyubsidi tiket monorel atau meneruskan subsidi BBM? Kalaupun subsidi tiket monorel ternyata lebih mahal, tidak berarti kebijakan subsidi tiket monorel tidak layak. Proyek ini hendaknya dianggap sebagai acuan bagi proyek infrastruktur yang lain. Jika proyek ini berhasil mewujudkan sarana angkutan massal yang bersih, nyaman, dan tepat waktu, akan menggairahkan masyarakat menumpang kendaraan umum dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Dengan kata lain, tidak masalah jika proyek monorel ini terpaksa merugi dan harus disubsidi. Ini akan menjadi semacam biaya awal (sunk cost) yang memang diperlukan untuk membangun fondasi pelayanan transportasi publik yang berkualitas. Pelan tetapi pasti, masyarakat akan terbiasa menikmatinya sehingga selanjutnya pemerintah bisa pelan-pelan menaikkan harga tiket untuk menuju level impas. Masyarakat perlu diedukasi dan punya pengalaman. Pemerintah harus berani mengongkosinya.

Lalu, dari mana sumber subsidi berasal? Karena ini merupakan proyek pionir, pemerintah pusat harus menyediakan subsidi, berbagi beban dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ekonom selalu percaya, tidak ada makan siang yang gratis.

Selanjutnya, bagaimana industri perbankan harus bersikap? Industri ini terus melanjutkan tren positif kinerjanya di sepanjang 2012. Labanya terus naik signifikan, diimbangi dengan struktur permodalan yang kuat (rasio kecukupan modal/CAR 17 persen). Dengan kinerja ini, industri perbankan menjadi semacam benteng untuk meredam transmisi krisis yang berasal dari sisi eksternal.

Kini industri perbankan diminta untuk berprestasi lebih tinggi. Bank Indonesia meminta bank-bank untuk memberikan 20 persen kreditnya untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebab, UMKM selalu menjanjikan margin bunga (net interest margin) yang tebal. Mereka akan ekspansi ke segmen ini.

Yang harus dilakukan bank-bank ialah lebih berani menggarap segmen infrastruktur. Kendala pengalaman atau eksposur bisa diatasi dengan membentuk konsorsium yang dipimpin pemain-pemain kawakan, seperti Bank Mandiri dan BNI. Kontribusi dalam pembangunan infrastruktur inilah yang harus menjadi prioritas berikutnya. BI perlu mendorong dan memberikan supervisi di wilayah ini untuk memecah kebuntuan. Kita sungguh tak sabar melihat monorel beroperasi di Jakarta dan kelak juga kereta bawah tanah. Semoga ini bukan mimpi.

A Tony Prasetiantono Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com