Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Dinas PU soal Banjir di Hari Ibu

Kompas.com - 25/12/2012, 10:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hujan lebat yang mengakibatkan banjir yang menggenang di hampir seluruh wilayah Ibu Kota pada Sabtu (22/12/2012) lalu ternyata adalah hujan dengan curah terlebat selama lima tahun terakhir.

"Jadi, hujan yang turun Sabtu lalu itu terbesar dalam lima tahun terakhir curah hujannya. Jadi, semua kanal banjir itu penuh, dan kami mencatat di Cideng itu ada penakar curah hujan itu sebesar 130 mm dalam waktu satu setengah jam," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Ery Basworo di Jakarta, Selasa (25/12/2012).

Pada hari Sabtu yang juga merupakan Hari Ibu, saat itu, Bendungan Katulampa sudah masuk Siaga 2 dan masuk ke Jakarta pukul 05.00 pagi kemudian ditambah hujan di Depok.

"Kalau Siaga 2, perkiraan 400 meter kubik per detik air yang masuk Jakarta. Nah ini sungainya enggak mampu, kecuali yang di Kampung Melayu sudah ideal 50 meter. Nah dari Kampung Melayu sampai Manggarai itu enggak ideal. Kapasitas menampung air itu 30 persen dari desain awalnya," katanya.

Hujan itu, menurut Ery, melebihi kemampuan kapasitas pompa-pompa kepemilikan Dinas PU DKI yang telah dipasang di sejumlah titik. Di saluran air, kata dia, tidak ada sumbatan berarti dari sampah-sampah yang ada.

"Semua pompa kita ada 8 sudah mengalihkan air ke kali, lalu kali penuh karena pompa mengangkat air sebanyak 30 kubik per detik, tapi memang tidak mampu," kata Ery.

Saat ini, Dinas PU DKI tetap mengandalkan pompa-pompa air untuk dapat membuang airnya ke kali terdekat. Jadi, mereka akan menjaga dan mengoptimalkan pompa-pompa yang dipasang tersebut. Pompa-pompa itu dipasang di Gedung Jaya, Gedung Surya, dan Gedung Mapalus.

"Kemudian air dilempar ke Kali Cideng dan di utaranya itu ada rumah pompa Cideng Tarakan. Jadi, ada enam pompa kemarin yang beroperasi dengan kapasitas 6,6 kubik air per detik, lalu ada empat pompa dengan kapasitas 2 kubik per detik," kata Ery.

Sekadar informasi, terdapat 41 pompa banjir di DKI Jakarta, antara lain Pompa Cideng (8 unit), Pompa Melati (9 unit), Pompa Kodamar (2 unit), Pompa Ancol (2 unit), Pompa Tomang Barat (4 unit), Pompa Setia Budi Timur (4 unit), Pompa Pluit (4 unit), Pintu Air Manggarai (2 unit), Pintu Air Karet (2 unit), Pintu Air Pulogadung (2 unit), dan Pintu Air Marina (2 unit).

Antisipasi pencegahan banjir jangka panjang, kata Edy, adalah dengan normalisasi Kali Ciliwung, Pesanggrahan, Angke, dan Sunter. Kali Pesanggrahan saat ini memiliki lebar 15-20 meter, padahal ideal lebar Kali Pesanggrahan adalah 40 meter. Normalisasi itu juga akan bekerja sama dengan pemerintah pusat, yaitu Kementerian PU.

"Sekarang ini kemampuan sungai itu 30 persen saja dari hujan yang harusnya ditampung. Begitu juga dengan Ciliwung, itu hujan puncaknya ya pas hari Sabtu itu," kata Ery.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com