Palu, Kompas -
Pemasangan baliho bertujuan mengajak warga Poso mengenali terduga kelompok bersenjata dan jaringan terorisme di tengah-
Satu lainnya dipasang di bundaran atau pertigaan Smaker yang menjadi akses keluar masuk Poso dari dan ke beberapa kabupaten seperti Morowali, Tojo Una-Una, Banggai, hingga lintas provinsi. Baliho lainnya dipasang di depan Markas Kepolisian Resor (Polres) Poso.
”Kami harap, dengan baliho yang memajang nama dan foto para buronan, warga bisa mengetahui siapa-siapa saja yang dicari. Kami berharap juga warga bekerja sama dan berpartisipasi membantu aparat. Barangkali ada yang mengetahui atau pernah melihat salah satu dari mereka dan mau melaporkan kepada kami,” kata Kepala Polres Poso Ajun Komisaris Besar Eko Santoso.
Baliho yang dipasang berukuran 5 meter x 8 meter. Jumlah 16 foto buronan yang dipasang karena polisi belum punya semua foto buronan, tetapi hanya nama-namanya saja. Ke-16 nama dan foto yang terpajang adalah Fadlun, Taufik Bulaga, Herman, Sugir, Ali Sannang, Azis, dan Ali Kalora. Nama lain adalah Sugianto, Anto Moengko, Faris Bima, Hendra, Muh Fuad, Busro, Mas Koro, Santoso, dan Joko. Nama ini diumumkan Polres Poso pada Minggu (13/1).
Sebelumnya, polisi merilis 24 nama buron. Namun, ternyata satu di antaranya, Aswar, tewas saat penyergapan di Makassar. Rabu (16/1), polisi juga menangkap salah satu yang masuk daftar buron, yakni AS, warga Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir. Nama AS masih tercantum di baliho karena cetakan baliho sebelum penangkapan.
Selain baliho, polisi juga menyebar selebaran berisi nama dan foto para buron ke sejumlah wilayah di Poso, termasuk di masjid-masjid dan tempat umum. Perburuan terduga teroris ini bagian dari Operasi Aman Maleo I yang dimulai pekan lalu.