Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nusa Lontar dan Totalitas Orang Rote

Kompas.com - 05/02/2013, 11:55 WIB

Rata-rata tiap keluarga memiliki 30 pohon lontar. Kini, terdapat sekitar 23.375 keluarga di Rote. Total pohon lontar di Rote sekitar 701.250 pohon.

Nilai ekonomis

Usia produksi lontar 5-30 tahun. Lontar telah berproduksi sekitar 60 persen atau 420.750 pohon. Jika satu pohon lontar menghasilkan 40 liter nira per hari, 420.750 pohon lontar menghasilkan 16.822.800 liter nira per hari.

Satu liter nira dijual seharga Rp 5.000. Jika 16.822.800 liter, menghasilkan Rp 84.114.000.000 per hari. Namun, tidak semua nira lontar dijual karena tidak diminati. Hampir semua orang Rote menyadap lontar.

Sebagian besar untuk konsumsi, makanan (minum) ternak, dan diproses menjadi obat pembasmi hama tanaman.

”Ini baru hitungan nira saja, belum termasuk gula lempeng dan gula semut,” kata Muskananfola.

Rata-rata setiap hari 30.000 kilogram gula lempeng masuk Kota Kupang. Gula lempeng ini dibeli pedagang kemudian dilanjutkan ke Bali, Mataram (Nusa Tenggara Barat), dan Surabaya (Jawa Timur).

Cocok kemarau

Marsel Laning (54), penyadap lontar Desa Soka, Kecamatan Lobalain Rote Ndao, mengatakan, gula lempeng Rote lebih manis, lengket, keras, tanpa bahan pengawet, dan bertahan sampai 3-5 bulan.

”Saat kemarau panjang menimpa daerah ini, maka lontar berproduksi optimal. Makin panas matahari, niranya makin terasa manis. Jumlah itu, selain mencukupi kebutuhan semua anggota keluarga, juga dipasarkan,” kata Laning.

Hampir semua rumah tangga di Rote mengelola lontar. Mulai dari menyadap dan mengolah nira menjadi gula cair, gula lempeng, dan bahkan gula semut, mirip gula pasir.

Namun, gula semut jarang beredar di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Harga gula semut di Rote Rp 15.000 per kilogram, setara 1 kilogram gula pasir.

Ketergantungan masyarakat setempat terhadap nira sangat tinggi. Nira menjadi sumber utama ekonomi. Namun, kebanyakan generasi muda enggan menekuni pekerjaan ini karena merasa gengsinya turun dan pekerjaan itu dianggapnya ketinggalan zaman.

Sulit menghitung pendapatan yang diperoleh setiap keluarga per bulan dari lontar. Hampir semua orang Rote memilikinya. Namun yang jelas, lontar sebagai tumpuan hidup untuk membangun seluruh tradisi dan kearifan lokal warga Rote.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com