Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memendam Air Meredam Banjir

Kompas.com - 06/02/2013, 03:15 WIB

Hasil Sembiring dari Puslitbang Pertanian Kementerian Pertanian juga menyarankan pembuatan parit mengelilingi bagian atas, tengah, dan dasar perbukitan di kawasan pertanian di hulu DAS di Bogor. Di atas parit ditanami tanaman perdu agar tidak longsor. Diharapkan air meresap ke tanah melalui dasar parit.

Sumur resapan

Di Jakarta, warga diminta membangun sumur resapan. ”Pembuatan sumur resapan di tiap rumah merupakan kewajiban penduduk Jakarta karena telah ada peraturan daerahnya,” kata pakar hidrologi Teddy Sudinda dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Sumur resapan yang dibangun di perumahan, kata Bambang Priatmono dari Kompartemen Teknik Sipil Persatuan Insinyur Indonesia, dalamnya sekitar 1 meter. Bila tiap rumah membangun sumur resapan, akan sangat membantu mencegah genangan air saat hujan. Satu sumur resapan dangkal dapat memendam air minimal 1 meter kubik per jam.

Di sumur resapan dangkal, air masuk ke tanah secara alami karena proses gravitasi. Untuk sumur resapan dalam, air harus dipompakan (diinjeksikan) sampai kedalaman tertentu.

Sumur injeksi dibuat lewat pengeboran sedalam 200 meter. Bentuk akuifer diketahui dengan menerapkan peranti lunak pemodelan modflow. Setelah pengeboran dilakukan pemasangan selubung, kemudian dimasukkan pipa setebal 8 inci. Pada bagian ujung dipasang pipa berlubang-lubang. Total pembangunan memakan waktu 4 bulan, kata Teddy, yang pernah menjadi Koordinator Pelaksanaan Pengembangan Teknologi Resapan Buatan di Kementerian Ristek.

Proyek percontohan sumur resapan dalam dilakukan tahun 2008 di pelataran Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jalan Thamrin. Tujuannya untuk mencegah berlanjutnya penurunan permukaan tanah di sekitar gedung tersebut, akibat pengeboran air tanah.

Kelebihan air selama musim hujan ditampung di sumur setelah proses pengolahan. Di sekitar sumur dibangun bak penampung dan pengolah air.

Untuk membangun sumur diakui tidak murah. Setiap 1 meter kedalaman pengeboran biayanya Rp 1,5 juta. Namun, upaya ini dapat mengatasi bencana banjir dan krisis air yang kerugiannya bisa jauh lebih besar.

Manfaat

Dibandingkan dengan gorong-gorong air raksasa di bawah tanah yang pembangunannya menyerap dana sekitar Rp 16,4 triliun dan memakan waktu empat tahun, pembuatan sumur resapan jauh lebih murah. Sebab, konstruksinya sederhana, proses perencanaan dan pengkajiannya tidak memerlukan waktu lama, hanya sekitar seminggu hingga beberapa bulan.

Pembangunan sumur resapan dapat segera dilaksanakan dan pengerjaannya dapat cepat terselesaikan. Jangka waktu pengerjaan tergantung dari kedalaman dan kekerasan tanah yang dibor.

Penyimpanan air secara menyebar atau terfragmentasi, baik pada embung, sumur resapan, maupun kolam, jauh lebih aman dibandingkan dengan mengumpulkan dalam bendungan atau waduk. Jika bendungan jebol, potensi kebencanaannya lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com