Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2013, 15:32 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku tak memahami perhitungan bisnis yang menjadi alasan rencana penghapusan kereta rel listrik (KRL) ekonomi di wilayah Jabodetabek. Padahal, dari sisi kebutuhan, pengguna angkutan tersebut masih sangat tinggi, khususnya untuk mengantar orang dari luar wilayah Jakarta.

"Dari sisi kebutuhan, kita sangat perlu. Akan tetapi, ada hitung-hitungan bisnis dan ekonomi dari PT KAI. Saya enggak ngerti hitungannya," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (25/3/2013). Diberitakan sebelumnya, Kepala Humas Daerah Operasi I Jakarta Agus Sutijono mengatakan, semua rangkaian KRL ekonomi akan dihapus paling lambat pada Juli 2013.

KRL ekonomi akan diganti dengan KRL ber-AC yang dioperasikan PT KAI Commuter Jabodetabek. Pada tahap awal, PT KAI akan menghapus terlebih dahulu KRL ekonomi untuk lintas Bekasi dan Serpong pada April 2013. Penghapusan selanjutnya adalah untuk KRL Bogor secara bertahap sampai Juli 2013.

Menurut Agus, penggantian KRL ekonomi ke KRL ber-AC tidak akan mengganggu jadwal perjalanan. Layanan di jalur KRL ekonomi tidak akan hilang karena akan langsung diganti dengan KRL commuter line.

Salah satu alasan penarikan KRL ekonomi, sebut Agus, adalah usia kereta yang sudah tua. KRL ekonomi yang rata-rata dibuat pada 1974 ini memiliki kendala dalam perawatan kereta. Suku cadang, misalnya, sudah langka di pasaran, bahkan tidak diproduksi lagi.

"Kami sering mengalami kendala dalam memperbaiki kereta ini, spare part sudah tidak diproduksi lagi sehingga kami pun lakukan sistem kanibal dengan part kereta yang sudah tidak beroperasi lagi," ujar Agus. Selain itu, jumlah penumpang yang menggunakan KRL ekonomi sejak 2010 sudah mengalami penurunan.

Pada 2009, penumpang KRL ekonomi sebanyak 86,6 juta penumpang, lalu pada 2010 turun menjadi 69,3 juta penumpang, kemudian pada 2011 kembali turun menjadi 56 juta, dan pada 2012 pengguna KRL ekonomi tinggal 46,5 juta penumpang.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: KRL Ekonomi Akan Dihapus

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    28th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com