Menurut Eva, para mafia ini tidak akan berani jika tidak dibeking aparat negara atau pemerintahan. ”Masalah ini harus diberesi dulu,” ujarnya.
Memang tidak mudah membasmi premanisme yang sudah mendatangkan rasa ketakutan dalam masyarakat, tambah Paulus Wirutomo. Akan tetapi, kita harus membasmi kejahatan premanisme yang praktiknya sudah sistematis itu. Disebut premanisme, dan ini harus ditekankan, karena di situ intinya adalah organisasi. Jadi, berbeda dengan pelaku kejahatan pencopet, pencoleng, pejambretan biasa.
”Jadi, polisi melihat gejala ini dengan titik berat pada organisasi. Polisi harus bisa melihat sampai di mana besar dan luas organisasinya itu. Dan ini yang biasanya sulit, yaitu organisasinya sampai ke atas, sampai pada orang-orang yang mempunyai kedudukan dalam masyarakat, pejabat-pejabat yang duduk dalam pemerintahan atau negara, baik militer maupun sipil, dan orang-orang yang punya modal kuat,” katanya.
Dengan kondisi itu, kepolisian menjadi takut atau segan sehingga lalu pura-pura tidak tahu atau membiarkan. ”Kalau sudah begini, bagaimanapun akibatnya akan dirasakan rakyat. Jadi, semua jenis premanisme itu pasti akan merugikan rakyat,” katanya.