Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Saja Sopir Taksi "Nyolot", bahkan di Singapura

Kompas.com - 10/04/2013, 07:10 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com  Di Bandara Changi, Singapura, kejadian tak menyenangkan pun bisa terjadi. Seorang sopir taksi menolak mengantar penumpang dengan alasan barang bawaan tak muat dalam bagasi, sampai membanting barang calon penumpang tersebut. Barang yang dibanting pun tak tanggung-tanggung, dua lukisan yang harganya setara Rp 50 juta.

Stomp Singapura melaporkan, peristiwa ini terjadi Senin (8/4/2013) pagi. Penumpang yang hanya ingin diidentifikasi dengan inisial ED menceritakan ketika itu dia baru saja mendarat di Singapura dari Myanmar. Jarum jam menunjukkan pukul 04.00 waktu setempat.

ED membawa satu koper besar, satu tas ransel, dan dua lukisan bernilai 6.200 dollar Singapura (sekitar Rp 50 juta) yang dibelinya dari Galeri Nasional Myanmar. Lelah dan ingin segera pulang beristirahat, dia bergegas mengantre taksi di Terminal 2 Changi.

Menunggu sekitar 30 menit, ED mendapatkan taksi. Tidak disebutkan detail lebih lanjut dari taksi ini. Dia segera meletakkan barang-barangnya di bagasi taksi. Namun, sopir tersebut terlihat enggan mengantarnya dan menyebut bahwa dua lukisan itu tidak muat masuk ke bagasi.

ED mencoba mengukur dengan hati-hati dan meyakinkannya bahwa lukisannya muat. Terjadi adu mulut, tetapi ED tetap berusaha memasukkan barang-barangnya ke bagasi dan kemudian masuk ke dalam taksi. Sopir taksi masih berdiri di luar mobil, mengomel panjang lebar.

Tiba-tiba, ED mendengar suara dentuman barang terjatuh. Dia keluar dari taksi dan menemukan barang-barangnya sudah berserakan di lantai. Meradang, ED ngotot kembali memasukkan barangnya, tetapi sopir taksi bersikeras menolak dan kembali membanting lukisannya.

ED memvideokan aksi tersebut dan tidak mampu menutupi kemarahannya. Sopir taksi itu mengancam memanggil polisi, tetapi tidak ada polisi yang kunjung datang setelah 10 menit.

Akhirnya, ED pulang dengan taksi lain yang ironisnya lebih kecil daripada taksi sebelumnya, tetapi tidak mengalami kesulitan memuat lukisan yang jadi persoalan. "Saya juga menggunakan taksi yang lebih kecil di Yangon (Myanmar) dan muat, dia bahkan tidak pernah mencoba dengan tangannya apakah lukisan saya muat atau tidak," kecam ED.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com