Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dekat dengan Bos Perbudakan, Oknum Polisi dan TNI Akan Diperiksa

Kompas.com - 06/05/2013, 17:00 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polda Metro Jaya berencana memanggil dua oknum polisi dan TNI berinisial AS dan S yang diketahui dekat dengan YI (41), bos pabrik pengolahan limbah aluminium menjadi kuali di Tangerang. Pemanggilan kedua aparat itu pemeriksaan terkait penyekapan dan perlakuan buruh secara tidak layak di pabrik itu.

Saat dibawa ke Mapolresta Tangerang, Sabtu (4/5/2013), puluhan buruh yang disekap itu mengaku ada oknum aparat yang diduga melindungi pengusaha pabrik di Kampung Bayur Opak RT 03 RW 06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang.

"Kita sudah tanyakan kepada tersangka YI, memang ada dua anggota, polisi, dan TNI yang merupakan teman dari tersangka setelah menjadi aparat," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (6/5/2013).

Rikwanto mengatakan, kedua oknum aparat itu memang berteman dengan YI. "Hubungan sebatas teman. Dalam kesempatan itu, hubungan dimanfaatkan tersangka YI bisa saja," ujar Rikwanto.

Mengenai pengakuan buruh bahwa ada oknum polisi melindungi praktik perbudakan tersebut, Rikwanto menanggapi hal itu sebagai persepsi buruh dan wajar. Namun, mengenai kepastian ada keterlibatan atau tidak, dua oknum itu akan dipanggil sebagai saksi untuk dimintai keterangan.

"Kalau persepsi buruh itu adalah backing, boleh-boleh saja. Tetap kita akan panggil yang bersangkutan akan dilakukan pemeriksaan. Mudah-mudahan minggu depan diperiksa," ujar Rikwanto.

Sebelumnya, polisi bersama Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) membebaskan sekitar 30 buruh pabrik tersebut pada Jumat (3/5/2013) sore. Kasus perbudakan itu mencuat setelah dua orang buruh, yakni Andi (19) dan Junaedi (20), berhasil kabur. Keduanya mengaku diperlakukan tak manusiawi oleh pemilik pabrik.

Para buruh itu harus bekerja dari pukul 06.00 WIB sampai tengah malam dengan hanya diberi dua kali makan. Mereka bahkan tak diberi gaji. Selain itu, mereka harus tinggal dalam kondisi ruangan yang gelap, pengap, dan kotor. Mereka juga mengalami sejumlah penganiayaan dan ancaman dari para mandor tersangka YI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com