BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Pelaku UKM pembuatan keripik pisang di Bandar Lampung cemas dengan rencana kenaikan harga BBM. Mereka berancang-ancang beralih ke kayu bakar sebagai bahan bakar.
Suheri, salah seorang perajin keripik pisang di Gang PU, Bandar Lampung, Rabu (15/5/2013), mengatakan, kenaikan harga BBM, khususnya solar, akan mendongkrak biaya produksi. Dirinya dan mayoritas para perajin keripik pisang di Bandar Lampung mengandalkan solar sebagai bahan bakar untuk menggoreng.
Dalam sehari, ia menghabiskan 46-50 liter solar untuk menghasilkan 1,5 kuintal keripik. "Namun, karena tidak diperbolehkan beli di SPBU, kami terpaksa beli eceran, Rp 5.700. Jadi, kalau nanti dinaikkan Rp 1.000, tidak terbayang harus beli berapa di eceran," ujarnya.
Ia mengatakan, dirinya dan sebagian besar perajin keripik memilih tidak menggunakan elpiji karena sejumlah alasan, di antaranya soal faktor keamanan. "Lagi pula sekarang, kan, elpiji lagi langka," ujarnya.
Dirinya berancang-ancang beralih memakai kayu bakar jika kenaikan harga BBM terlalu besar. "Beberapa teman sudah melakukannya. Namun, hasilnya memang tidak sebaik jika pakai solar, selain menggorengnya lebih lama," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.