Selain The Jak, pengusaha angkutan umum dan para sopir yang beraktivitas di Terminal Lebak Bulus juga resah, tahun lalu.
Selama ini, kawasan Lebak Bulus selalu dipadati lalu lintas. Selain bus besar antarkota dan bus transjakarta, terminal ini juga menampung angkutan umum dalam kota. Lokasi terminal tepat bersebelahan dengan stadion.
Solihin (31), pengemudi mikrolet di Lebak Bulus, juga khawatir mata pencariannya sehari- hari bakal terganggu saat proyek MRT berlangsung.
”Sekarang saja kalau lewat Jalan Fatmawati sudah padat, kalau tidak macet parah. Pas ada proyek, apa ada jaminan angkot bisa jalan normal,” ucapnya.
Ngadiran dari Masyarakat Peduli MRT menyadari alasan ekonomi menjadi salah satu keberatan warga yang menyatakan menolak MRT desain layang, tetapi mendukung MRT desain bawah tanah. ”Selain bisa tambah macet, bisnis kami bisa mati. PHK (pemutusan hubungan kerja) akan banyak terjadi,” katanya.(FRO/NEL)