Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Muara Baru Capek Menghadapi Media

Kompas.com - 16/05/2013, 18:35 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Muara Baru merasa lelah karena terus-menerus berhadapan dengan kamera-kamera dari media massa yang terus berdatangan ke lokasi tersebut. Media terus meliput kawasan itu semenjak permasalahan pembongkaran rumah warga di bantaran Waduk Pluit mencuat sebulan lalu.

"Saya capek terus-terusan diliput. Saya pernah menangis ketika diwawancara. Saya malu dilihat banyak orang di televisi," kata Sutindang Cahaya, warga RT 17 RW 17, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (16/5/2013).

Rumah Sutindang di RT 17 RW 17, Penjaringan, Jakarta Utara, juga terancam dibongkar sebagai bagian dari pengosongan lahan Waduk Pluit. Wanita berusia 53 tahun ini mengatakan, sejak peristiwa itu ia memilih diam dan hanya mengamati. Ibu tiga anak itu selalu menolak jika ada media yang menawarkan untuk mewawancarainya.

Wanita kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, itu mengaku kesal karena walaupun ia menolak diwawancara, kamera-kamera media tetap menyorotnya. Ia kesal karena ketika ia sedang duduk dan sedang meratapi rumahnya, tetap saja dimuat di sebuah televisi.

"Saya lagi duduk doang, lagi bengong-bengong, tetap saja disorot. Saya waktu itu lagi megang kayu untuk saya jual. Karena masuk TV, Jokowi sampai bilang, 'Waduh, seram sekali ya ibu-ibu megang golok.' Padahal, saya megang kayu," ujarnya kepada Kompas.com.

Wanita yang tinggal di Muara Baru sejak ia berumur 10 tahun itu juga menolak rencana relokasi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Alasannya, rumah susun yang ditawarkan Pemprov DKI jauh dari tempatnya bekerja. Ia lebih suka jika Pemprov DKI memberikan uang ganti rugi sebesar Rp 3 juta per meter persegi.

Saat ini, Sutindang bekerja sebagai pedagang baju bekas keliling di Pasar Ikan, Penjaringan. Ia berjalan dari rumahnya dengan menggendong sebuah kantong plastik besar berisikan barang dagangan. "Kalau dipindahkan ke rusun, makin jauh perjalanan saya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com