Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendamba Pesta yang Lebih Murah Meriah

Kompas.com - 11/06/2013, 03:30 WIB

Mukhamad Kurniawan

Duduk di deretan belakang, Yuwandi (30) dan Amel (22) menyimak pidato pejabat membuka Jakarta Fair 2013 di Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Senin (10/6) malam. Sengaja datang bersepeda motor dari Cibubur, Kabupaten Bogor, keduanya ingin menikmati kemeriahan acara itu.

Berbeda dengan pengunjung lain yang memilih menikmati pameran, pasangan suami istri ini masuk ke arena panggung utama, berharap lebih dekat dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, dan pejabat lain yang hadir. Padahal, tak mudah untuk masuk tanpa undangan. Setidaknya harus melewati pintu pemindai dan petugas pengamanan yang ketat.

Puluhan kursi undangan di bagian belakang kosong. Adapun pengunjung berdesakan di dekat tali pembatas untuk menyaksikan pesta pembukaan secara lebih dekat. Tak sedikit yang mengarahkan kamera telepon ke arah panggung untuk mengabadikan momen, termasuk ketika kembang api menghiasi udara Kemayoran.

Di luar panggung, ribuan pengunjung berlalu lalang di antara stan pameran yang beragam. Ada pakaian, alat rumah tangga, alat olahraga dan kesehatan, komputer, mainan anak, dan otomotif. Ada pula aneka kuliner Nusantara, terutama kerak telor yang menjadi ikon Jakarta, yang tersebar di beberapa sudut.

Ada pula yang menikmati permainan, seperti ketangkasan bola, sepeda air, dan kereta luncur. Sebagian menikmati makanan di stan-stan kuliner yang menjajakan makanan cepat saji dan beberapa menu tradisional.

”Lumayan lengkap, sayang harga tiketnya terus naik,” kata Yuwandi yang mengaku sebagai pelanggan PRJ.

Tarif parkir sepeda motor, misalnya, tahun lalu Rp 5.000- Rp 8.000 kini Rp 10.000. Tiket masuk yang dulu Rp 20.000 per orang, kini Rp 25.000-Rp 30.000 per orang.

Menurut Mirna Lusiana (40), pedagang makanan di arena itu, jumlah stan pada tahun ini lebih banyak. Menu makanan pun lebih bervariasi. ”Tahun lalu hanya sekitar 30 stan kerak telor di arena dalam, sekarang lebih dari 60 stan,” ujarnya.

Akan tetapi, beberapa pedagang mengeluhkan tingginya harga sewa stan. Menurut seorang pedagang, tarif sewa stan berukuran 2 meter x 3 meter mencapai Rp 27 juta-Rp 33 juta untuk 32 hari masa pameran.

Tampung UKM

Dalam sambutannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo berharap, selain pelaku usaha besar, penyelenggara juga bisa menampung lebih banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).

”Kegiatan ekonomi diharapkan bermanfaat bagi rakyat. Hiburan yang diselenggarakan juga makin baik dan dekat di hati rakyat,” kata Presiden Yudhoyono.

Harapan senada disampaikan Jokowi. ”Kami berharap acara ini bisa memberikan hiburan kepada masyarakat, mewadahi pelaku UKM, dan menjadi ajang mengenalkan produk kreatif anak-anak bangsa.”

Ketua Penyelenggara PRJ 2013 Murdaya Poo mengatakan, pada penyelenggaraan kali ini pihaknya melibatkan 2.650 peserta, 40 persen di antaranya adalah pelaku UKM. Mereka mengisi 1.080 stan, tak sedikit yang didukung BUMN dan BUMD (badan usaha milik negara/daerah).

Menurut Murdaya, kehadiran Jakarta Fair di PRJ ditunggu masyarakat. Hal itu ditunjukkan dari jumlah pengunjung yang terus bertambah, dari 3,8 juta pengunjung (2010) menjadi 4,1 juta pengunjung (2011), dan 4,5 juta pengunjung (2012).

Selain itu, nilai transaksi bisnis juga naik, dari Rp 3,1 triliun (2010) menjadi Rp 4 triliun (2012). Tahun ini, pihaknya menargetkan nilai transaksi mencapai Rp 4,5 triliun. Sekitar 20 persen di antaranya berasal dari transaksi usaha mikro, kecil, menengah, yaitu Rp 900 miliar.

Kembali ke filosofi

Sementara itu, ekonom Rhenald Kasali berpendapat, peringatan hari jadi Jakarta seharusnya dipisahkan dari kegiatan pameran dagang yang didominasi industri besar.

”Filosofi ulang tahun adalah bersyukur, bukan sekadar menjual barang. Pengunjung yang datang ke acara ulang tahun Jakarta tidak harus membeli sesuatu, tetapi mereka bisa menikmati acara atau stan yang disajikan Pemprov,” kata Rhenald.

Dia mencontohkan beberapa stan yang dianggapnya layak mengisi acara peringatan ulang tahun Jakarta, yakni barang industri yang diproduksi di Indonesia, kegiatan budaya, serta produk yang memiliki aspek teknologi masa depan.

Rhenald mengatakan, semasa Jakarta Fair masih digelar di seputar Monas tahun 1970-an, dia pernah datang dan melihat ada informasi seputar misi luar angkasa Apollo. Informasi seperti ini, menurut Rhenald, penting disampaikan.

Terkait kendala ruang, hal ini bisa diatasi dengan membuat kegiatan dalam skala yang lebih kecil di banyak tempat sekaligus. Tempat kegiatan bisa disebar di lima wilayah Jakarta, tetapi dilakukan bersamaan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, untuk mewujudkan PRJ yang bisa mencakup kalangan lebih luas, Pemprov DKI Jakarta berencana mengembangkan kawasan Monumen Nasional. Nantinya, bakal dibangun kawasan bawah tanah di Monas. Kawasan bawah tanah itu bisa dimanfaatkan untuk lokasi usaha mikro dan parkir. ”Tahun depan bisa langsung dibangun,” ujar Basuki.(ART/FRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com