”Pompa yang rusak tahun lalu telah kami sampaikan ke BBWS Ciliwung Cisadane dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan kemudian diganti tahun ini. Pompa lainnya juga telah kami laporkan kondisinya, tetapi perbaikan tidak bisa segera karena harus melalui prosedur penganggaran yang lama,” ujarnya.
Untuk penanganan sementara, ujar Kepala Suku Dinas PU Air Jakarta Utara Djoko Susetyo, genangan disedot dengan delapan pompa mobil dari Kementerian PU dan Suku Dinas PU Air Jakarta Utara. Namun, kapasitasnya hanya 1.800 liter per detik.
Menurut Djoko, perbaikan dua pompa yang terbakar membutuhkan waktu setidaknya dua pekan. Mesin pompa mulai diangkat dan diperbaiki pada Selasa (11/6). Sementara satu pompa baru dalam proses pemasangan dan diperkirakan membutuhkan waktu satu bulan.
”Semestinya perbaikan tidak harus menunggu rusak. Tahun lalu, kerusakan sudah dilaporkan, tetapi perbaikannya tidak segera. Akhirnya, semua rusak. Ini perlu diantisipasi,” ujar Djoko.
Di tempat terpisah, Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Barat Wagiman mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI mengalokasikan Rp 163,3 miliar untuk membangun infrastruktur guna mengurangi banjir dan genangan di lima wilayah di Jakbar.
Infrastruktur tersebut berupa saluran air, 4 pompa air, 2 saringan sampah, dan 2 pintu air. Pembangunan saluran air berupa peningkatan, normalisasi, perbaikan, pengerukan, pengurasan saluran air, dan penurapan saluran air di lima wilayah di Jakbar. (MKN/WIN)